Grid.ID - Memiliki pekerjaan yang fleksibel soal waktu tentu bisa jadi keuntungan.
Namun, jika kamu beranggapan pola kerja selama delapan jam setiap hari membuat stres, maka kamu salah besar.
Sebab, para ahli mengungkap, karyawan yang bekerja dengan waktu fleksibel justru lebih berpotensi mengalami tekanan dan stres berkelanjutan.
(BACA: Ini lho, 7 Cara Mudah Lakukan Diet yang Sehat)
Hal tersebut dikarenakan bekerja dengan waktu fleksibel menerapkan budaya 'always on' atau selalu siap sedia jika dibutuhkan.
Alhasil, hormon dalam tubuh terus meningkat secara konsisten dan menyebabkan stres tingkat tinggi.
Selain itu, waktu kerja yang fleksibel juga membuat keseimbangan hidup berkurang dan berpotensi menjadikan seseorang terisolasi dari lingkungan sosial.
Seorang psikolog bernama Professor Gail Kinman dari University of Bedforshire, mengatakan,
(BACA: Pasangan Tidak Mengeluarkan Cairan Saat Klimaks? Diabetes Bisa Jadi Salah Satu Penyebabnya loh)
"Jika tidak ada batasan dengan pekerjaan, hal paling mengkhawatirkan adalah sistem dalam tubuhmu tak pernah turun. Kamu mungkin bisa tidur, tapi tidak nyenyak karena sistem imun tubuh berkurang,".
Kemudian, dia menambahkan, keadaan stres karena bekerja dengan waktu yang fleksibel semakin parah karena ponsel selalu dalam terkoneksi dengan email pekerjaan sepanjang hari.
Tentunya, hal ini membuat seseorang terus menerus memikirkan pekerjaan sepanjang waktu.