Grid.ID- Pada tahun 1850-an hingga 60-an, misionaris Spanyol Pastor Jose Manuel Subirana mengunjungi Yoro, Honduras, Amerika Tengah.
Jose kemudian menyaksikan betapa miskin dan laparnya penduduk setempat.
Dirinya kemudian berdoa selama tiga hari tiga malam agar Tuhan memberi mereka makanan.
Seakan menjawab doa itu, awan gelap segera terbentuk di langit dan hujan ikan-ikan mulai turun menghujani kota.
Baca Juga : 7 Artis Indonesia yang Meninggal Diusia Muda dengan Cara Tragis, Nike Ardilla Hingga Pangeran Dangdut
Tetapi apakah kisah-kisah ini memiliki akar ilmiah atau lebih banyak mitosnya?
Perlu diketahui bahwa penduduk setempat mengatakan bahwa Hujan Ikan pasti terjadi setiap tahun entah itu sekali atau terkadang lebih.
Hujan ikan akan terjadi setidaknya setahun sekali di bulan Mei atau Juni.
Penduduk desa berpendapat bahwa ikan itu pastilah berasal dari langit dan berasal dari tangan ilahi.
Memang, bagi banyak orang, ini adalah berkah karena ini adalah satu-satunya waktu dalam setahun mereka mampu membeli dan makan ikan.
Baca Juga : Gempa Palu Resmi Dinyatakan Sebagai Fenomena Supershear Langka, ini Alasannya!
Sains Di Balik Keajaiban
Pada 1970-an, sebuah tim ilmuwan dari National Geographic secara kebetulan bertugas di Yoro ketika hujan ikan terjadi.
Tim tidak menyaksikan "curah hujan" itu sendiri, tetapi mereka dapat mengamati ikan yang membanjiri daratan seusai badai besar.
Dari sini, mereka memberikan penjelasan apa yang paling mungkin menjadi penyebab fenomena tahunan itu.
Anehnya tim mendapati bahwa kondisi mata semua ikan adalah buta.
Baca Juga : Jangan Lewatkan Fenomena Soupermoon Malam ini, Simak Tips Memotretnya dengan DSRL dan HP
Hal itu menyebabkan hipotesis bahwa ikan berasal dari sungai bawah tanah atau gua-gua bawah laut yang jauh.
Sehingga saat terpapar cahaya membuat mereka buta.
Teori lain untuk menjelaskan bahwa hujan ikan ini adalah akibat dari puting beliung.
Namun, teori ini agak meragukan karena puting beliung tidak mampu membawa ikan dalam jarak jauh.
Ikan itu mungkin berasal dari Samudra Atlantik, lebih dari 160km jauhnya.
Baca Juga : Fenomena Likuifaksi Sebabkan Rumah dan Pohon Jadi Ambles Usai Gempa
Perayaan Hujan Ikan
Entah masyarakat Yoro tidak mengetahui alasan ilmiah di balik fenomena ini atau tidak memedulikannya, tapi mereka tetap menjunjung sebuah perayaan unik.
Untuk merayakan fenomena hujan ikan tahunan ini, kota berpenduduk sekitar 93.000 mengadakan sebuah festival.
Tanggal tergantung pada curah hujan besar pertama.
Kegiatan yang dilakukan termasuk karnaval, parade dan kompetisi di antara para wanita untuk mendapatkan gelar Ratu Hujan Ikan.
Pemenang lalu akan naik salah satu pelampung parade dengan berpakaian seperti putri duyung. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul, “Fenomena Hujan Ikan Bermata Buta di Honduras yang Rutin Turun Setiap Tahun, Ini Penjelasan Pakar”