Grid.ID - Seekor oarfish kembali tertangkap nelayan di Peru.
Ikan laut dalam tersebut menurut legenda merupakan pertanda datangnya bencana alam.
Oarfish bisa tumbuh hingga sepanjang lima meter.
Baca Juga : Oarfish, Ikan yang Kemunculannya Dipercaya Sebagai Pertanda Akan Terjadinya Gempa dan Tsunami
Bahkan, oarfish raksasa (Regalecus glesne) bisa memiliki panjang mencapai 11 meter.
Ikan tersebut menghabiskan sebagian besar hidupnya di laut dalam dengan kedalaman sekitar satu kilometer.
Oarfish pun sangat jarang berenang sampai ke permukaan sehingga jarang sekali terlihat meski mereka bisa ditemukan di laut dingin ataupun tropis.
Baca Juga : Tiba di Indonesia, Miss World 2018 Siap Kunjungi Korban Gempa Lombok
Penemuan ikan ini membuat sebuah resor wisata di Peru dalam kondisi siaga gempa.
Oarfish yang selalu dihubung-hubungkan dengan peristiwa gempa bumi tersebut ditangkap di lepas pantai kota Mancora.
Kota Mancora sendiri adalah sebuah kota wisata di Peru yang sangat populer di kalangan para peselancar.
Menurut kabar yang beredar, oarfish banyak tertangkap di tahun 2011 lalu, tak lama sebelum bencana gempa dan tsunami melanda Fukushima.
Bencana tersebut menewaskan sekitar 20 ribu orang.
Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa oarfish bisa saja berenang ke permukaan karena adanya perubahan elektromagnetik yang timbul saat adanya aktivitas tektonis.
Meski begitu, lebih banyak ilmuwan yang berpendapat bahwa perilaku ikan tersebut tak ada hubungannya dengan ancaman gempa.
Baca Juga : Kembali Buat Ramalan Bencana Alam, Mbah Mijan: Terus Ada Getaran Gempa di Selat Sunda!
Kepercayaan yang menghubungkan oarfish dengan bencana gempa dan tsunami adalah mitos Namazu di Jepang, yaitu seekor ikan lele raksasa yang hidup di kepulauan tersebut.
Menurut legenda masyarakat setempat, gempa yang terjadi di Jepang karena ikan raksasa tersebut mengibaskan ekornya.
Tentunya kemunculan ikan oarfish sebelum bencana gempa dan tsunami Fukushima pada 2011 silam semakin menguatkan kepercayaan masyarakat akan legenda itu.
Baca Juga : Malang! 20 Tahun Seventeen Berkarya, Nyaris Bubar Saat Gempa Jogja dan Berakhir karena Tsunami Banten
Sedangkan pada 2010, belasan ikan ini juga ditemukan nelayan tak lama sebelum gempa berkekuatan 8,8 magnitudo mengguncang Chile.
Beberapa waktu lalu ikan sejenis juga tertangkap oleh nelayan di Jepang dan sempat menggemparkan media sosial.
Pada Senin (29/1/2019), ikan bertubuh pipih dengan panjang sekitar empat meter tersebut ditemukan di jaring nelayan di pelabuhan Imizu, prefektur Toyama.
Baca Juga : Gempa Bumi Bermagnitudo 5,5 Guncang Bengkulu Utara, Getaran Terasa hingga Padang dan Tak Berpotensi Tsunami
Oarfish yang telah mati saat ditemukan tersebut dibawa ke Uozu Aquarium untuk dipelajari.
Sembilan hari sebelumnya, dua ekor ikan laut dalam tersebut ditemukan ditemukan di Teluk Toyama.
Hiroyuki Motomura, guru besar ilmu perikanan di Universitas Kagoshima, memberikan penjelasannya terkait penemuan oarfish di prefektur Toyama.
"Saya memiliki 20 spesimen ikan ini jadi ini bukan ikan yang teramat langka. Saya yakin ikan ini naik ke permukaan saat kondisi fisik mereka buruk," ujar Hiroyuki seperti yang dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Baca Juga : Jawa Barat Diguncang Gempa Bumi 5,4 SR, BMKG : Tak Berpotensi Tsunami
"Mereka naik ke permukaan yang berarus kencang, sehingga mereka lebih sering ditemukan dalam kondisi mati," tambahnya.
Meski ikan ini dikaitkan dengan aktivitas seismik sejak bertahun-tahun lalu, tetapi belum ada bukti ilmiah tentang hal tersebut.
"Namun, tak ada bukti ilmiah tentang kaitan ini sehingga warga tak perlu khawatir," tegasnya.
Selain itu, Profesor Shigeo Aramaki, pakar gempa dari Universitas Tokyo, turut memberikan pendapatnya terkait fenomena ini.
Baca Juga : 7 Gempa Terjadi Dalam Satu Hari, BMKG akan Giatkan Sekolah Lapang Gempa
"Saya bukan ahli ikan, tetapi tidak ada literatur ilmiah yang membuktikan kaitan antara perilaku hewan dan aktivitas seismik," kata Shigeo.
"Saya melihat tak ada alasan apa pun untuk khawatir dan saya tidak melihat adanya laporan peningkatan aktivitas seismik di Jepang dalam beberapa pekan terakhir," tandasnya. (*)