Ia pun berjuang menghadapi rasa nyeri pada organ serviksnya dan juga efek samping pengobatan.
Pada masa itu pula ia mulai berkenalan dengan komunitas Cancer Information and Support Center (CISC).
"Tadinya saya merasa sendirian, tapi begitu masuk komunitas ini baru tahu banyak yang survive walau kankernya lebih parah.
Wawasan mulai terbuka dan mulai semangat menjalani pengobatan," katanya.
Endang menyebut, komunitas pasien seperti CISC sangat bermanfaat bagi pasien karena bisa saling menguatkan, berbagi, dan menjadi penyemangat untuk berobat.
Hampir dua tahun menjadi penyintas, Endang terus menjaga pola hidupnya.
Baca Juga : Hilangkan Nyeri Haid dengan Bahan Alami, 5 Menit Langsung Terasa!
"Yang penting makan yang sehat, perbanyak buah dan sayur, dan jangan stres," katanya berbagi kiatnya sebagai penyintas.
Meningkat Berdasarkan data Global Burden of Cancer Study (Globocan), kasus baru kanker serviks di Indonesia mencapai 32.469 kasus atau 17,2 persen dari total kanker yang diidap perempuan di Indonesia.
Angka kematiannya mencapai 18.279 per tahun atau 50 perempuan per hari. Angka itu meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2016 dengan 26 perempuan meninggal setiap hari.
Penyakit ini sebenarnya bisa dicegah dengan vaksinasi.
Angka perlindungannya mencapai 100 persen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dikira Keputihan Biasa, Ternyata Gejala Kanker Serviks"