Namun banyak orang yang menyalahartikan tradisi yang dianggap sakral oleh umat Hindu di Bali tersebut.
Tokoh adat di Bali, Gusti Ngurah Eka Putra, pernah mengungkapkan makna sesungguhnya dari tradisi Omed-omedan.
Tradisi Omed-omedan bukanlah tradisi ciuman massal.
Tradisi ini sebenarnya hanya prosesi rangkulan atau berpelukan antara seorang pemuda dan pemudi secara bergantian.
Ada dua kelompok besar yang terbagi menjadi kelompok pemuda dan kelompok pemudi.
Kemudian seorang pemuda pemudi tersebut dibopong berhadapan oleh beberapa orang sambil disiram air.
Lalu kedua orang yang dibopong ini dipertemukan di tengah agar saling memeluk.
Namun terkadang ada oknum yang nakal karena terlalu bersemangat dan sampai mencium lawan jenisnya.
"Banyak yang bilang ciuman masal. Ya memang kadang ada oknum pemudanya terlalu bersemangat sehingga pemudinya banyak yang malu. Sebenarnya berangkulan, tapi ada saja yang jahil sampai dicium," ungkap I Gusti Ngurah Eka Putra dikutip Grid.ID dari regional.kompas.com (17/2/2019). (*)