"Jadi warna-warni yang terdapat pada kain tenun itu sudah hasil dari perkembangan jaman, kalau warna aslinya dari jaman dulu itu adalah merah dan biru," ujar Ignasius Hapu Karanjawa selaku pembina pengrajin tenun Sumba saat ditemui di pasar Sumba, The Darmawangsa Hotel, Jakarta, Rabu, (15/11).
Hal itu disebabkan karena pada zaman dahulu masyarakat Sumba belum mengenal adanya pewarna buatan sehingga menggunakan pewarna alami dengan pilihan warna yang terbatas.
"Kedua warna itu pun dihasilkan dari bahan-bahan alami, seperti akar mengkudu yang menghasilkan warna merah, dan juga daun nila yang menghasilkan warna biru," lanjut Ignasius Hapu Karanjaw
Semakin bergesernya zaman, saat ini pembuatan kain tenun sudah menggunakan warna sintetis, namun masih ada juga yang menggunakan pewarna alami.
Proses pembuatan kain tenun Sumba melalui beberapa tahapan, yaitu pembuatan corak, pewarnaan, kemudian menenun.
Kain Sumba yang dibuat menggunakan pewarna alami, dikerjakan selama 8 bulan-2 tahun, dan memiliki harga jual lebih mahal dibandingkan dengan tenun yang menggunakan pewarna sintetis.
Wah, ternyata lama juga ya proses pembuatan kain tenun Sumba ini. (*)