Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Penyakit Demam Berdarah (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti sangat berbahaya dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Kementrian Kesehatan mencatat di awal tahun 2019 periode 1 Januari hingga 3 Februari 2019, jumlah penderita demam berdarah di Indonesia mencapai angka 16.692, dimana 169 orang di antaranya meninggal dunia.
Apalagi di musim pancaroba saat ini, curah hujan begitu tinggi sangat mudah bagi nyamuk untuk berkembangbiak.
Nyamuk pembawa virus dengue ini biasanya berkembang di tempat genangan air, lalu aktif menghisap darah di siang dan malam hari.
Baca Juga : Baru Kerja 4 Hari, Seorang Pengasuh di Depok Tega Bunuh Bayi Lantaran Menangis Terus Akibat Demam
Hampir 90 % kasus DBD tahun menyerang anak-anak berusia dibawah 15 tahun.
Sebagai seorang ibu yang memiliki anak-anak yang masih kecil, Shireen Sungkar tentunya ikut khawatir.
Shireen Sungkar mengungkapkan bahwa dirinya melakukan pencegahan agar tak ada satupun keluarganya yang terjangkit.
Ditambah lagi dirinya dulu pernah punya pengalaman penyakit Demam Berdarah.
"DBD serem, karena bagai ibu takut, tapi itu harus kita hadapi apalagi musim pancaroba. Di tempat ku aware banget soal DBD apalagi korbannya anak kan serem, demam, tinggi, muntah-muntah. Soalnya dulu aku pernah DBD, jangan sampe anak-anak. Kaau aku takut banget sih punya anak 3, worrie banget sama DBD, kata Shireen Sungkar saat dipantau Grid.ID melakukan seminar Si Kecik #BebasMainTanpaNyamuk di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (19/2/2019).
Baca Juga : Niat Baik Mau Periksa Jentik Nyamuk, Ibu-ibu Kader Jumantik Malah Babak Belur Digebuki Seorang Warga