Laporan Wartawan Grid.ID, Hyashinta
Grid.ID - Mungkin jarang terdengar seorang ibu yang menyalahgunakan anaknya.
Namun banyak berita beredar tentang kasus kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya sendiri.
Inilah yang dialami oleh seorang bayi perempuan.
Dilansir Grid.ID dari Newsner, pada tahun 2002, Melissa memasukkan putri bungsunya ke dalam oven.
(BACA: Setelah Putus, Bastian Steel Kasih Lagu Buat Chelsea Islan)
Ia kemudikan menyalakan oven itu dan menutup pintu oven.
Bayi bernama Ashley yang ada di dalam oven itu bernama Ashley.
Beruntung ayah Ashley, Robert, mendengar tangisannya dan bisa menyelamatkannya.
Tapi dia sudah mengalami luka bakar yang parah.
(BACA: Nyeri Leher? Jangan Salah Ambil Tindakan! Begini Cara yang Benar)
Dia menjalani 28 operasi setelah peristiwa traumatis tersebut.
Bekas luka di lengan dan dahi masih terlihat jelas hari ini.
Melissa dihukum 25 tahun di penjara atas karena percobaan pembunuhan setelah mengakui kejahatannya.
Ia pertama kali mengklaim bahwa itu adalah sebuah kecelakaan, tapi hal itu mudah terbantahkan.
(BACA: Hindari Obat, Musnahkan Jerawat Saat Menstruasi dengan Ramuan Teh Ini)
Ketika beranjak dewasa, Ashley tahu bahwa ibunya telah mengajukan pembebasan bersyarat.
Hal itu mengejutkan Ashley.
Namun dia tidak ingin ibunya dibebaskan.
Orang lain yang juga tidak setuju adalah kakak Ashley.
Dia berumur 8 tahun saat kejadian mengerikan itu terjadi.
Dia bahkan melihat langsung saat ibunya berusaha memanggang adiknya.
Dia telah mengunjungi ibunya secara rutin dan percaya ibunya telah berubah.
Saat persidangan, dua bersaudara ini memberikan pandangan mereka pada hakim.
"Saya tidak membencinya, saya tidak mencintainya, saya tidak ingin bertemu dengannya," kata Ashley dalam sebuah wawancara.
Dia juga prihatin dengan keponakan dan keponakannya jika Melissa dilepaskan.
Meskipun sekarang dia telah memaafkan ibunya, dia tetap tidak mempercayainya.
Ashley sekarang berusia 15 tahun dan duduk di bangku SMA.
(BACA: Chelsea Islan Dukung Anak Muda Gunakan Internet Secara Bijak)
Dia dibesarkan oleh bibinya dan pamannya, yang dia akui sebagai orang tuanya.
Beruntung, hakim mempertimbangkan pertimbangan Ashley, dan ibunya akan dipenjara beberapa tahun lagi sebelum dia bisa mengajukan banding baru untuk pembebasan bersyarat.
Ahsley mengatakan ibunya tidak pernah meminta maaf atas apa yang telah dilakukannya.
Meski bekas luka masih terlihat, Ashley tidak membiarkan bekas luka itu membatasinya.
Dia punya mimpi menjadi seorang dokter anak. (*)