Grid.ID - Pawai Ogoh-Ogoh merupakan pawai yang sangat identik dengan perayaan Nyepi 2019.
Bukan hanya sekedar identik dengan peryaan Nyepi 2019, pawai Ogoh-Ogoh ini memiliki makna tersendiri.
Lalu apa makna dibalik pawai Ogoh-Ogoh yang identik dengan perayaan Nyepi 2019?
Baca Juga : Nyepi 2019: Tak Hanya Bali, Berikut 6 Kota yang Merayakan Hari Raya Nyepi, dari Banyuwangi hingga Batam
Mengutip dari wikipedia, ogoh-ogoh merupakan karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala.
Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala mempresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukut dan tak terbantahkan.
Mengutip daro Bobo.id, penamaan ogoh-ogoh sendiri berasal dari bahasa Bali yaitu Ogah-Ogah yang artinya sesuatu yang digoyangkan.
Pembuata ogoh-ogoh pertama kali dilakukan di Br. Abiantubuh, Kesiman oleh Bapak I Made Jayadi.
Baca Juga : Nyepi 2019 : Tips Memilih Hotel di Bali Saat Hari Raya Nyepi Agar Liburanmu Menyenangkan
Bentuk ogoh-ogoh pertama saat itu masih sederhana, dengan tubunya terbuat dari ambu (sebuah daun muda dari pohon enau), ditambah dengan topeng seadanya.
Hingga saa ini pembuatan ogoh-ogoh dilakukan secara bergotong royong.
Ogoh-ogoh biasanya dibuat oleh para pemuda pemudi karang taruna di suatu banjar atau desa.
Baca Juga : Nyepi 2019: Memahami Tradisi Omed-omedan yang Dikenal Sebagai Ciuman Massal Saat Hari Raya Nyepi
Jadwal pembuatan ogoh-ogoh mulai dikerjakan sebelum pawai.
Selain proses pembuatannya yang bergotong royong, pada saat pawai ogoh-ogoh diusung sampai ratusan orang karena memang berat selain karena beban ogoh-ogohnya, juga karena rangka pengusungnya.
Kebiasaan pawai ogoh-ogoh diarak keliling desa memiliki makna kalau setan-setan yang ada di sekitar desa ikut bersama ogoh-ogoh.
Baca Juga : Nyepi 2019: Menilik 5 Makanan Khas Bali yang Disajikan Saat Perayaan Nyepi
Karena setan-setan menganggap bahwa ogoh-ogoh merupakan rumah dan kemudian ikut dibakar oleh masyarakat.
Mengutip dari TribunJakarta.com juga dikatakan bahwa seni patung ini merupakan gambaran sifat negatif yang ada dalam diri manusia.
Dijelaskan lebih dalam bahwa Ogoh-ogoh meupakan penggambaran hal-hal buruk yang ada dalam diri manusia, yang diwujudnyatakan dalam berbagai wujud raksasa jahat.
Dikutip dari TribunJogja.com, dalam wawancara Nyoman Santiawan mengatakan pada akhirnya ogoh-ogoh yang menjadi gambaran sifat buruk manusia akan dibakar.
Dengan begtiu, umat Hindu dapat menjalankan ibadah Nyepi dengan keadaan yang seimbang. (*)