Lauk yang disediakan akan disesuaikan. Ia sendiri dan istri telah menyusun menu berbeda setiap pekan agar para pengunjung tidak bosan.
"Jika minggu ini daging, minggu depan ayam kampung, minggu depannya lagi ikan laut. Kami ubah-ubah. Untuk buah buahan kami sesuaikan dengan musim," kata dia.
Isam mengaku heran dengan jumlah beras yang disediakan. Untuk acara selamatan 100 orang, biasanya mereka menyediakan sampai 25 kilogram beras tapi untuk restorannya hanya 7 kilogram.
"Mungkin ini yang namanya berkah ya. 7 kilo beras itu kok ya banyak. Sudah 120 orang makan di sini, warga sekitar yang lewat juga ikut makan tapi beras dan lauk lebih dari cukup. Nggak pernah kami kekurangan," tutur dia.
Selain para fakir miskin, sekali sebulan dia juga mengundang anak yatim piatu di daerah sekitar yang berjumlah 37 anak untuk makan bersama dan mendapatkan uang sedekah.
Ia juga menggelar buka puasa sebanyak 8 kali pada bulan puasa. Yang hadir hampir 900 orang setiap kegiatan.
Isam mengaku, hal yang ia lakukan selama dua tahun terakhir tidak lepas dari sorotan aparat sekitar. Dia sempat dimintai keterangan oleh perangkat desa karena dicurigai.
"Sempat ditanya-tanya. Polisi ke sini, tentara ke sini tapi saya jelaskan semua bahwa niat saya hanya sedekah, tidak ada niat apa-apa lagi," ungkapnya. (*)
(Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul: Di Banyuwangi, Ada Restoran untuk Kaum Fakir Miskin)