Grid.ID – Gunung Everest dengan ketinggian yang seperti hampir mencapai langit, suhu yang sangat dingin, dan cuaca ekstrem, telah menewaskan ratusan nyawa.
Bukan kejadian langka jika korban jiwa di gunung itu terjadi setia tahun, ada banyak mayat di Gunung Everest yang membuktikannya.
Dilansir dari ranker.com, inilah sebenarnya yang terjadi pada pendaki yang sekarat di Gunung Everest:
- Jika bukan longsor, mungkin pendaki akan terjatuh
Dari semua pendaki, sekitar 6,5% telah tewas yang berarti bahwa ratusan orang telah meninggal. Es yang licin, tebing dan goresan sesekali membunuh pendaki, namun penyebab kematian nomor satu adalah dingin disertai kelelahan.
Daerah di atas ketinggian 8.000 meter disebut "Zona Kematian," karena jumlah oksigen rendah, suhu rendah, dan kemungkinan cuaca buruk.
- Cuaca yang sangat mengerikan
Banyak pendaki akhirnya terjebak di Everest karena cuacanya. Badai bisa menurunkan suhu, menurunkan jarak pandang dan membuat navigasi menuruni gunung hampir tidak mungkin.
Baca Juga : Sadis! Orangtua Sekap dan Ikat 13 Anaknya di Atas Kasur dalam Ruangan Berbau Busuk
- Pendaki akan terlalu lelah untuk pindah
Tingkat oksigen rendah ini berarti jantung dan paru-paru tidak dapat bekerja seperti seharusnya, mengakibatkan otot-otot sakit, sesak napas, dan kelelahan.
Dingin membuat jantung bekerja lebih keras, setiap langkah akan menjadi perjuangan, sampai pendaki tidak bisa terus berjalan, dan perlu istirahat.
- Dinginnya akan menyakitkan
Kedinginan sering membawa sensasi panas atau membakar, yang terasa lebih seperti pembakaran daripada pembekuan yang menyebabkan mati rasa dan suhu telah melakukan kerusakan yang serius.
- Anggota badan akan membeku di tempat
Suhu rendah akan membuat cairan di tubuh benar-benar bisa membeku, sehingga saat pendaki meninggal, dia tidak akan bisa menggerakkan anggota badan.