Grid.ID - Swiss merupakan salah satu wilayah di Eropa yang digolongkan sebagai salah satu negara kaya di dunia.
Hidup masyarakat Swiss pun terbilang makmur dengan gaji per bulan mencapai Rp 84 juta.
Meskipun memiliki gaji fantastis, nyatanya warga Swiss ternyata sulit untuk menjadi kaya raya!
Baca Juga : Miris, ini 9 Fakta Dunia Hiburan K-Pop yang Banyak Membuat Artisnya Mengalami Depresi Hingga Bunuh Diri
Tinggal di daerah yang dinobatkan sebagai negara terkaya faktanya tidak membuat masyarakat Swiss ikut menjadi kaya pula.
Meskipun tak kaya, penduduk Swiss adalah masyarakat yang teramat-sangat sejahtera.
Antara kaya raya dan sejahtera, banyak perbedaannya.
Baca Juga : Jadi Mafia Paling Sadis di Jepang, ini 7 Fakta Yakuza yang Belum Banyak Diketahui Orang
Contoh, seorang sarjana S1 lulusan dari universitas (jalur sains) atau Fach-hochschule (jalur politeknik) ketika memasuki dunia kerja akan mendapatkan gaji sekitar CHF6.000-an (Rp84 juta) per bulan. Banyakkah jumlah itu?
Jika gaji itu dipakai untuk hidup di Indonesia pastilah banyak sekali. Tetapi, jumlah itu sangat pas-pasan untuk hidup di Swiss.
Apalagi jika karyawan sarjana tadi sudah beristri dengan dua anak. Pasti ia menjadi sangat kekurangan.
Baca Juga : Tak Perlu ke Dokter, Begini 7 Cara Ampuh Pulihkan Potensi Gigi Berlubang yang Praktis dan Alami
Biaya hidup di Swiss teramat tinggi, sehingga gaji sebesar itu terasa pas-pasan, contoh untuk sewa rumah.
Di Swiss, seperti juga di Jerman, semua ukuran rumah diukur sesuai takaran layak kemanusiaan.
Dengan standar menurut hukum setempat yang memang harus dipatuhi, harga sewa rumah ukuran 80-100 m2 adalah CHF2.000 per bulan (Rp28 juta)
Sebagai keluarga yang hidup di negara dengan kesejahteraan tinggi, keluarga itu juga harus membayar asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan dana pensiun bagi (jaminan hari tua) di hari tua.
Baca Juga : Buruh Thailand ini Jalani Operasi Plastik, Hasilnya Bak Idol K-Pop Hingga Bikin Ibu dan Pacarnya Pangling!
Satu keluarga inti dengan empat kepala, harus keluar sekitar CHF1.200 (Rp 16,8 juta) per bulan.
Sisa gaji dipakai untuk hidup sehari-hari. Contoh harga bensin setara Pertamax CHF1,5 (Rp21.000) per liter.
Makan siang di rumah makan biasa CHF 20 (Rp280.000) per orang.
Baca Juga : Harapan Berujung Sesal, WNI ini Kisahkan Pengalamannya saat Menetap di Ibukota ISIS Selama 2 Tahun
Sebotol air mineral 600 ml Rp 30.000.
Tarif kereta api cepat kelas dua berjarak 150 Km CHF 56 (sekitar Rp 800.000) sekali jalan dan seterusnya.
Berbeda dengan orang-orang yang sudah menduduki jabatan tertentu misalnya manajer, guru besar di universitas, atau kelas menengah lain yang pendapatannya bisa 3-4 kali lipat dari karyawan tadi.
Baca Juga : Suka Makan Semangka? Jangan Dikonsumsi Bila Menemukan Tanda-Tanda Ini!
Namun meski gajinya lebih tinggi, masyarakat kelas menengah itu juga tidak kaya-raya, karena pajak yang luar biasa tingginya.
Semakin tinggi gaji, pajaknya pun semakin besar.
Menariknya, meski kondisi ekonominya pas-pasan, seorang karyawan biasa tidak akan kekurangan.
Baca Juga : Manfaat Tersembunyi Rutin Mengonsumsi 6 Siung Bawang Putih, Bagus untuk Kesehatan!
Sebab, negara melalui Gemeinde atau kantor pemerintah kota akan memfasilitasi sang karyawan tadi habis-habisan dari hasil pajak orang-orang yang bergaji 4-5 kali dari dia.
Ada tunjangan anak, tunjangan sosial, dan lain-lain.
Hidup mereka menjadi bergairah, bahkan keluarga itu bisa menikmati liburan.
Di Swiss, produktivitas SDM dipacu dengan gaji.
Semakin tinggi gajinya, kelak pensiun yang didapatkan pun akan tinggi.
Baca Juga : 5 Tempat Wisata Unik di Dunia, Mulai Dari Taman Neraka sampai Kolam Pemandian dari Wine
Semua warga (tak peduli PNS, karyawan swasta, maupun petani) semua akan menerima tunjangan sosial-kesejahteraan di hari tua.
Besar tunjangan bernama AHV yang diambil dari pajak itu sekitar CHF2.500 per bulan.
Bagi yang memiliki gaji, dana pensiun dari pemerintah pasti di atas AHV.
Baca Juga : Percaya akan Hidup Kembali, ini 7 Fakta Wanita Cimahi Nekat Simpan Jasad Suami dan Anaknya di Dalam Rumah
Dengan uang tersebut, minimum seseorang bisa bertahan hidup walau pas-pasan.
Tetapi, negara via pemerintah daerah akan memberikan tunjangan lain (sesuai kemampuan pemerintah daerah), hingga seseorang tetap bisa hidup layak pada akhirnya.
Jangan lupa, di Swiss kita bersekolah sejak SD sampai S1, S2, S3 sekalipun semua gratis. Kita ingin meraih tiga kali doktor pun, tidak akan keluar biaya sepeser pun.
Baca Juga : Pulang Tak Bernyawa Tanpa Mata dan Otak, Kisah TKW yang Mengadu Nasib di Luar Negeri ini Berujung Tragis!
Jadi sebenarnya orang Swiss tidak kaya raya, melainkan hidupnya sejahtera.
Sebab, setiap individu, swasta dan negara bekerja bahu-membahu menegakkan kesejahteraan.
Mereka tidak hidup dalam kemewahan ala selebritas kaya raya.
(Arya Hadi Dharmawan/Intisari Online) (*)
Artikel ini pernah tayang di Intisari dengan judul Gaji Rp84 juta/Bulan Tapi Tidak Bisa Kaya, Itulah Fakta Rakyat Swiss