Baca Juga : Kabur dari Inggris Saat Usia 15 Tahun Untuk Bergabung dengan ISIS, Shamima Kini Kembali demi Bayinya!
"Mereka mendapati gambaran yang disampaikan ISIS ternyata bohong ... selama 10 bulan terakhir mereka mencoba pindah, tapi baru bisa berhasil dalam beberapa hari ini," kata Khalil.
Puluhan keluarga pendatang ingin pergi
Kantor berita Kurdi di Suriah ANHA, seperti dipantau oleh BBC Monitoring, melaporkan bahwa ketika kekuatan yang anti-ISIS memasuki Raqqa, mereka mendapati tiga keluarga Indonesia, terdiri dari delapan perempuan, lima laki-laki dan tiga anak yang menyerahkan diri.
Salah seorang di antaranya, perempuan bernama Nora Joko, mengatakan begitu kekhalifahan Islam diumumkan beberapa waktu lalu ia dan keluarganya memutuskan hijrah ke Suriah.
Ia mengatakan masuk ke Raqqa melalui Turki.
Tapi yang ia alami adalah 'rasa takut berkepanjangan' dan apa yang ia saksikan 'tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya'.
Baca Juga : Lebih Parah dari Turki, ini Gambaran Krisis Ekonomi yang Menimpa Venezuela
Nora mengatakan puluhan keluarga pendatang ingin meninggalkan kekuasaan ISIS karena apa yang mereka lihat tak sesuai harapan.
"Kami datang ke sini demi Islam, namun ketika kami berada di sini, yang kami saksikan adalah pemenggalan, penyiksaan dan perampokan," kata Nora.
Ia mengatakan sudah sejak lama ingin meninggalkan Raqqa dan begitu SDF, satu kekuatan anti-ISIS, masuk ke Raqqa ia dan beberapa warga WNI lain menyerahkan diri.
Pemerintah Indonesia mengatakan sekitar 500-600 WNI ada di Suriah saat ini. Sekitar 500 orang lagi mencoba masuk, tapi dideportasi sebelum tiba di kawasan yang dikuasai ISIS. (*)
Artikel ini telah tayang di Komaps.com dengan judul, “Kisah WNI yang 2 Tahun Tinggal di Ibu Kota ISIS: Semua Bohong, Sangat Berbeda dengan di Internet”