Yakni kita berdiri dengan kaki, bergantung pada pinggul dan membungkuk untuk mencapai telapak tangan ke lantai.
Kennedy mengatakan jika paha belakang merupakan kelompok otot besar yang membantu kita berjongkok, deadlifting, berlari, dan menerjang.
“Penahan statis bisa membuat gerakan ini kurang efisien selama latihan dan berpotensi menyebabkan luka yang menyakitkan seperti microtears atau kondisi otot yang rusak yang bisa membatasi gerakan kita."
3. Standing Isolated Quad
Ini merupakan pergangan klasik, di mana kita mulai dalam posisi berdiri dan meraih satu kaki dengan tangan sisi yang sama dan menjaga agar paha kita selaras.
“Tapi peregangan otot quadriceps berdiri sering dilakukan secara tidak benar dan terlalu banyak menekan sendi lutut sehingga menyebabkan nyeri lutut pada bagian depan,” kata Ciccione.
Dikatakan lagi jika nyeri bagian depan lutut bisa mengindikasi masalah sendi patellofemoral yang harus kita hindari.
(BACA: Olahraga Yoga Dipercaya Bisa Turunkan Berat Badan, Efektifkah? Ini Jawaban Sang Ahli!)
4. Figure 4
Peregangan ini kita terbaring telentang dengan kaki tertekuk, satu pergelangan kaki bertumpu pada paha lain tepat di atas lutu atau berdiri di satu kaki di tekuk dengan kaki lain menyilang di atasnya.
Pergelangan kaki bertumpu pada bagian paha.
“Posisi ini membutuhkan lekukan pinggul, abduction atau gerakan menyamping menjauhi dari core tubuh, putaran eksternal agar bisa masuk ke posisi peregangan yang tepat, namun sebelum kita latihan saat otot tidak memiliki pemanasan yang memadai, pinggul tidak memiliki jangkauan. Gerakan dan otot-otot di sekitar sendi pinggul tidak memiliki fleksibilitas yang memadai untuk menargetkan otot perekat yang ingin kita rentangkan,” ungkap Ciccione.