Find Us On Social Media :

Sejarah di Balik Lokasi Pernikahan Syahrini dan Reino Barack, Masjid Camii Jepang

By Rangga Gani Satrio, Rabu, 27 Februari 2019 | 07:43 WIB

Sederet Artis dan Sosok Penting ini Diketahui Sudah Bertolak ke Jepang, Siap jadi Saksi Nikah Syahrini-Reino Barack?

Grid.ID - Penyanyi Syahrini akan menikah dengan Reino Barack pada hari ini Rabu (27/2/2019) di Masjid Camii, Tokyo, Jepang.

Akad nikah akan digelar pada 09.00 waktu Jepang dengan dihadiri sekitar 30 orang dari pihak keluarga dan dari kedutaan besar Republik Indonesia yang diwakili Duta Besar sebagai saksi.

Nantinya, posisi kedua pengantin dengan lokasi yang sama seperti saat pernikahan Maia Estianty dan Irwan Mussry pada 29 Oktober 2018.

Pihak mempelai lelaki berada di sebelah kiri dan menghadap ke pintu masuk masjid tersebut.

Sedangkan penghulu yang bertugas ialah Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH Nasarudin Umar dan dihadiri pula mantan Menteri Agama Prof. Dr. H. Muhammad Quraish Shihab, M.A.

Baca Juga : Jadi Saksi di Pernikahan Reino Barack - Syahrini, Quraish Shihab Telah Tiba di Masjid Camii

Pernikahan Syahrini dan Reino Barack ini kemudian menjadikan Masjid Camii sebagai sorotan publik.

Isu yang selama ini beredar menyangkakan bahwa Masjid Camii dibangun dengan dana sebagian besar dari orang Indonesia, isu tersebut tidaklah benar.

"Masjid ini dibangun sepenuhnya oleh dana bantuan pemerintah Turki sehingga jadi secantik ini, tidak ada dana besar dari orang Indonesia saat pembangunan dulu," ungkap seorang pengurus masjid tersebut kepada Tribunnews.com dan dikutip Grid.ID.

Baca Juga : 31 Tahun Jadi Korban Penculikan, Pria Ini Akhirnya Bertemu Kembali dengan Orang Tuanya!

Awalnya masjid Camii dibangun bersama sekolah tanggal 12 Mei 1938 oleh imigran Bashkir dan Tatar dari Rusia yang datang ke Jepang setelah Revolusi Oktober.

Pembuatan dengan arahan Abdurreshid Ibrahim, Imam pertama masjid, dan Abdülhay Kurban Ali.

Pada tahun 1986, masjid harus dihancurkan karena kerusakan struktural yang parah.

Di bawah arahan dan dukungan Diyanet İşleri Başkanlığı, sebuah bangunan baru dimulai pada tahun 1998.

Baca Juga : Vina Panduwinata Merilis Album Baru di Konser Dua Anak Manusia

Arsitek untuk bangunan tersebut adalah Muharrem Hilmi Senalp. Ornamen didasarkan pada arsitektur religius Ottoman.

Sekitar 70 pengrajin Turki melakukan perincian finishing, dan sejumlah besar marmer diimpor dari Turki.

Konstruksi selesai pada tahun 2000 dengan biaya sekitar 1,5 miliar yen (saat itu). Peresmian penggunaan diadakan pada tanggal 30 Juni 2000.

Tokyo Camii memiliki luas 734 meter persegi dan memiliki satu lantai basement dan tiga lantai di atas tanah dengan total luas lantai 1.477 meter persegi.

Kubah utamanya setinggi 23,25 meter dan didukung oleh enam pilar, sedangkan menara yang berdekatan tingginya 41,48 meter.

(*)