Find Us On Social Media :

Digigit Ular Hitam Saat Dini Hari, Bocah SD di Bali Ini Malah Ditelantarkan Dokter hingga Akhirnya Meninggal Dunia

By Agil Hari Santoso, Kamis, 28 Februari 2019 | 06:20 WIB

Ilustrasi | Digigit Ular Hitam Saat Dini Hari, Bocah SD di Bali Ini Malah Ditelantarkan Dokter hingga Akhirnya Meninggal Dunia

 

Laporan Wartawan Grid.ID, Agil Hari Santoso

Grid.ID - Seorang bocah SD di Bali meninggal dunia setelah digigit seekor ular di rumahnya sendiri, Rabu (27/2/2019).

Ismi Nursaubah (10), siswi kelas V SD Negeri 7 Gianyar Bali ini meninggal dunia setelah seekor ular misterius menggigitnya saat tengah tertidur pulas.

Kejadian berawal saat dini hari, sekitar pukul 03.00 WITA, saat korban tengah tidur di rumahnya, di kelurahan Sampolangan, Gianyar, Bali.

Baca Juga : Hasilkan Rp 172 Miliar Setiap Tahun, Intip Suasana Mencekam Desa Ular di China

Mengutip Tribun Bali, paman korban, Ibrahim (25) menduga seekor ular datang dari semak-semak yang berada di belakang kamar korban.

Berdasarkan pengakuan sang paman, anehnya korban tak menangis saat digigit ular.

“Pagi sekitar jam 3, keponakan saya bangun karena digigit ular. Dia tidak nangis sama sekali. Bahkan sempat bermain dengan anaknya,” ucap Ibrahim, dikutip Grid.ID dari Tribun Bali.

Baca Juga : Kisah 21 Anak Pramuka Tersesat 8 Jam di Hutan Kolaka, Kehausan Sampai Minum Air Hujan dan Dipatuk Ular Berbisa

Melihat korban yang awalnya tak menangis, Ibrahim beserta keluarga mengira itu hanya gigitan ular biasa.

Namun, tiba-tiba korban jatuh pingsan sekitar pukul 08.00 WITA.

Mendengar keponakannya merasa tak enak badan, Ibrahim beserta keluarga langsung membawa korban ke rumah sakit terdekat.

Baca Juga : Suami Dipatuk Ular Berbisa, Ia Lantas Gantian Menggigit Istrinya Supaya Ikutan Mati

Namun, Ibrahim kini mengaku menyesal membawa keponakannya ke rumah sakit itu.

Pasalnya, Ibrahim mengatakan pihak rumah sakit tak kunjung memberikan pelayanan untuk keponakannya yang telah mengeluh sakit.

“Saat di rumah sakit, tidak langsung ditangani. Padahal keponakan saya sudah bilang sakit," ucap sang paman.

Baca Juga : Sedang Asyik Buang Air, Seorang Wanita Dikejutkan dengan Kemunculan Seekor Ular dari Dalam Lubang Toiletnya

Mirisnya, Ibrahim mengaku para dokter baru memeriksanya ketika sang keponakan telah mengeluh sesak nafas.

Baru, setelah keponakan saya sesak nafas, baru dokternya sibuk, akhirnya keponakan saya meninggal,” ujar Ibrahim penuh sesal.

Ibrahim merasa sangat kecewa melihat pelayanan rumah sakit yang ia anggap tidak sigap, bahkan seakan tidak peka dengan keadaan pasien, khususnya keponakannya yang kini meninggal dunia.

Baca Juga : VIDEO: Nyaris Mati saat Lakukan Percobaan Gila Bersama Ular Python, Panji Petualang: Makin Saya Nafas, Makin Saya Ditekan

“Dokternya, sibuk ngobrol, ada juga yang sibuk main handpone. Seharusnya kalau tidak bisa menangani, segera dong dirujuk ke rumah sakit lain. Kalau saja penanganannya tidak seperti ini, mungkin keponakan saya masih bisa diselamatkan," ungkapnya.

Sebelum keponakannya meninggal dunia, ternyata sag paman sempat menangkap ular tersebut.

Namun, ia langsung melepaskannya karena diminta oleh ibu korban.

Baca Juga : Viral, Foto Kadal Mirip Ular di Instagram Panji Petualang Jadi Perdebatan, Begini Penjelasan Sang Pawang Hewan

“Setelah ditangkap, saya tanya ke ibu keponakan saya, ular ini mau diapakan. Katanya, jangan dibunuh, biarin saja hidup. lalu saya masukkan ke dalam botol, lalu dibuang ke Tukad Pakerisan,” ujarnya.

Mengutip tayangan Tribun Video yang dipublikasikan di kanal Youtube Tribunwow Official pada Rabu (27/2/2019), ternyata ada warga yang sempat melihat ular tersebut kabur saat dilepas.

Warga tersebut mengaku, ia melihat ular kobra berwarna hitam dan berukuran kecil.

Baca Juga : 31 Tahun Jadi Korban Penculikan, Pria Ini Akhirnya Bertemu Kembali dengan Orang Tuanya!

"Ini memiliki ciri-ciri fisik, tubuhnya sebesar jari telunjuk, panjang sekitar 50 centimeter (cm) dan berwarna hitam," ucap warga bernama Suparman.

Setelah meninggal dunia, jasad siswi kelas V SD ini dipulangkan ke kampung halaman ayahnya, di Kabupaten Jembrana, Bali.

Jasad korban dimakamkan di hari yang sama, Rabu (27/2/2019) sekitar pukul 09.00 WITA. (*)