Kuatnya petir membuat PLN menderita kerugian. Trafo terbakar, jaringan putus, pemadaman listrik sehingga sejumlah KWh tak terjual, sampai peralatan elektronika rumah tangga rusak.
Dari data yang ada, keluhan konsumen dan kerusakan instalasi PLN, 75% disebabkan oleh petir.
Sebagai gambaran betapa petir membuat PLN merugi: dalam sebulan ada tujuh - delapan trafo PLN rusak. Padahal untuk memperbaikinya dibutuhkan biaya sekitar Rp150-an juta.
Akibat pemadaman listrik, PLN Depok juga kehilangan (kWh yang tidak terjual) sekitar 0,5% pendapatan dari hasil penjualan, atau sekitar Rp150 juta akibat padamnya listrik.
Secara keseluruhan, kerugian akibat petir dalam tahun 2001 senilai Rp1,1 miliar, dan kerugian karena kerusakan trafo Rp1 miliar.
Atas dasar itulah Zoro melakukan penelitian dan kemudian melakukan langkah pengamanan sehingga kerugian bisa ditekan.
Baca Juga : Diduga Minum Air Mentah, Seekor Lintah di Tarik Keluar dari Tenggorokan Seorang Pria
Pengamanan yang dilakukan adalah memasang arrester alias "penangkap" petir untuk menyamakan perbedaan potensial listrik yang dibawa petir dengan tanah, melakukan perbaikan grounding alias pentanahan, serta pemasangan kawat tanah.
Tentu saja, proses itu akan memakan waktu dan dana yang tidak sedikit. Tapi hasilnya memang terlihat.
Pada semester pertama 2002, kerugian karena petir Rp373 juta, dan kerugian karena kerusakan trafo Rp264 juta. Atau dalam persentase, kalau biasanya kerugian tahunan di atas dua digit, dari semester pertama tahun itu sudah terlihat, bisa ditekan hingga 9,8%.
Bukan cuma-tanggung jawab PLN
Petir, peristiwa yang merupakan bagian dari sirkuit global, adalah persoalan yang cukup kompleks. Hadi Suhana menekankan, masalah petir ini terlalu besar kalau hanya ditangani oleh PLN.