Perubahan bau pada organ kewanitaan ini kemungkinan besar disebabkan oleh perubahan asupan gizi pada wanita pelaku diet keto.
Dengan menerapkan pola makan tinggi lemak dan rendah karbohidrat, tentu tubuh melakukan sejumlah reaksi penyesuaian.
Lisa De Fazio berpendapat, perubahan asupan gizi pada pelaku diet keto ini mengubah kadar keasaman alias pH dalam tubuh.
Baca Juga : Meski Populer, Diet Keto Memiliki Efek Samping yang Berbahaya loh, duh Apa Saja ya?
Ketika pH tubuh berubah, maka tubuh akan mengeluarkan bau tertentu.
"Perubahan makanan bisa mengubah pH tubuh.
"Ketika hal ini terjadi, tubuh akan mengeluarkan bau tertentu," kata Lisa De Fazio sebagaimana dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Baca Juga : Sukseskan Diet Keto dengan Lakukan Gerak Tubuh, Inilah 4 Keuntungannya, Kepoin yuk!
Perubahan aroma organ kewanitaan ini juga sebenarnya patut diwaspadai.
Lisa De Fazio menambahkan, area tubuh dengan pH tidak seimbang bisa memicu iritasi, bau, dan infeksi.
Misalnya, bacterial vaginosis yang merupakan infeksi bakteri paling umum yang terjadi pada wanita yang sedang menstruasi.
Baca Juga : Lakukan Diet Keto, Simak Jenis Olahraga yang Disarankan dan Dilarang, Jangan Sampai Terbalik!
"Diet tinggi lemak, khususnya lemak jenuh seperti yang dikonsumsi pada diet keto dapat meningkatkan pH area kewanitaan dan meningkatkan resiko bacterial vaginosis," lanjut Lisa De Fazio.
Keto crotch sendiri sebenarnya bisa diatasi, dan bahkan bisa juga hilang sendiri.
Namun, sebelum menjalani diet ini, ada baiknya para wanita untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter agar tak menemui efek samping diet keto yang tidak diinginkan. (*)