"Kawan, apa kita lupa atau tidak menyadari bahwa perselingkuhan dan kegagalan hubungan asmara itu sudah terjadi sejak berabad-abad silam?,"
"Kisah asmara setiap orang saja sudah berbeda jauh sebelum adanya sosial media,"
"Jadi, ada atau tidak adanya sosial media, perselingkuhan dan kegagalan hubungan asmara bisa terjadi pada siapapun, kapanpun dalam peristiwa apapun,"
Baca Juga : Dilamar Pria Keturunan Belanda, Rina Nose Ungkap Alasannya Jatuh Hati
"Bahkan penjelasan ilmiah tentang hal ini sudah lama diungkap di berbagai media dan berbagai negara oleh para peneliti dan ahlinya (Cari sendiri sumbernya di google) apa saja faktor penyebab perselingkuhan? Siapa saja yang mungkin melakukan nya? Berapa persentase nya? Bagaimana cara menanganinya?," tambahnya.
Rina pun meminta netizen untuk lebih memahami karakter manusia yang beragam.
Tidak hanya sekedar menghakimi dan menyamaratakan setiap sifat dan karakter orang.
Baca Juga : Dilamar Pria Keturunan Belanda, Rina Nose Ungkap Alasannya Jatuh Hati
Ia juga meminta netizen untuk lebih bisa menyelesaikan permasalahan dengan sikap yang dapat dipertangungjawabkan.
"Seandainya kita sudi meluangkan waktu sedikit saja untuk mempelajari tentang berbagai karakter manusia,"
"Apa saja yang mempengaruhi pola pikir seseorang serta tindakannya? Mungkin hal itu bisa mengurangi kebiasaan “menghakimi” dan “menyamaratakan” karakter setiap orang, serta mulai menyelesaikan permasalahan dengan sikap-sikap yang bisa dipertanggungjawabkan oleh masing-masing individu," lanjutnya.
Baca Juga : Rina Nose Bantah Kabar Hubungan Dirinya dan Josscy Aartsen Tak Dapat Restu Sang Ibu
Rina Nose juga meminta untuk tidak menjadikan komentar-komentar negatif yang kurang manusiawi menjadi sesuatu yang wajar.
"Mungkin juga video-video viral tentang kekerasan psikis, mempermalukan seseorang di depan umum,"
"Kemudian menyebarkannya, penganiayaan fisik, opini-opini negatif yang cenderung kasar dan tidak manusiawi terhadap orang yang dianggap “merebut pasangan orang”, atau dianggap tidak sesuai dengan yang mereka inginkan, itu tidak akan menjadi kebiasaan yang dianggap lumrah," tutupnya.
(*)