"Ibuku adalah ibu rumah tangga. Setelah ayah saya pergi, kami kehilangan satu-satunya sumber pendapatan di keluarga kami. Jadi saya harus bekerja paruh waktu pada akhir pekan untuk mendukung ibu saya secara finansial. Jika saya tidak bekerja, kita pasti kelaparan," kata Jazz.
Agar bisa bertahan hidup, Jazz harus belajar mengatur uang.
Dia juga harus mengatur tugas dan mengatur waktu untuk bekerja.
(BACA: Penting ! Inilah Alasan Mengapa Kamu harus Rajin Merawat Mobil, jangan Males Lagi Ya?)
Dia bahkan belajar cara berkomunikasi karena harus meyakinkan atasannya agar mengijinkan seorang gadis 14 tahun bekerja.
Terlepas dari keadaannya, dia belajar dengan keras dan tidak pernah membiarkan keadaan sulit menghalanginya.
Berkat kerja kerasanya itu, ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk belajar ilmu komputer di sebuah perguruan tinggi.
Perjalanannya menjadi seorang wirausaha pun tak terencana.
(BACA: Laris Main Drama, Jang Nara Bakal Balik Lagi Sebagai Penyanyi Solo?)
Semua berawal saat ia membantu teman-temannya mengatur acara musik.
"Acara musikal itu untuk tujuan penggalangan dana. Untuk menyewa aula, saya diberi tahu oleh orang yang bertanggung jawab bahwa saya perlu menggunakan nama perusahaan atau LSM. Begitulah cara saya mendirikan perusahaan pertamaku pada usia 18 tahun," kata Jazz.
Akhirnya ia berhasil mengumpulkan Rp 20 juta.