Masih belum jelas mengapa ubur-ubur bisa tertarik kepada plastik. Setelah sampah plastik masuk ke laut, ia mulai melapuk, dan lapisan tipis biofilm akan menutupinya.
Macali menduga, biofilm atau beberapa molekul dalam plastik itu lah yang mungkin menarik perhatian ubur-ubur.
Baca Juga : Diduga Teroris dan Hendak Bom Kontor Polisi, Pemuda ini Dilaporkan Oleh Orangtuanya Sendiri
Di eksperimen masa depan, Macali berencana memaparkan berbagai jenis sampah plastik ke ubur-ubur dalam laboratorium.
Jika para ilmuwan berhasil mengidentifikasi faktor pemikatnya, maka mereka bisa bekerja sama dengan pabrik-pabrik untuk memproduksi plastik yang tidak menarik lagi bagi hewan-hewan laut.
Dengan begitu, mereka tidak akan tergoda memakannya.
Tidak hanya bagi ubur-ubur, sampah plastik dalam perut mereka juga akan membahayakan predator yang mengonsumsi hewan penyengat tersebut – seperti tuna sirip biru misalnya.
Dan pada akhirnya, potongan mikroskopis plastik juga akan sampai ke pencernaan manusia jika kita memakan tuna sirip biru tersebut.
Baca Juga : Tagar Restu di Setiap Postingan Syahrini dan Reino Barack Ternyata Singkatan dari ini
Macali mengatakan, ini adalah masalah yang sangat rumit.
Memahami bagaimana ubur-ubur berinteraksi dengan plastik di laut mungkin bisa membantu memecahkan masalah tersebut.
“Jika ingin mengetahui takdir plastik di laut, kita harus menyelidikinya dari rantai makanan paling dasar,” pungkasnya. (*)
#BumiAtauPlastik #SayaPilihBumi
Artikel ini telah tayang di National Geographic Indonesia dengan judul, “Plastik Pembungkus Rokok Ditemukan di Dalam Tubuh Ubur-ubur “