Sebisa mungkin orang tua sudah mempunyai waktu yang konsisten dan menjadi suatu kebiasaan memberikan cerita kepada anak.
Hindari waktu bercerita yang tidak konsisten, seperti contoh, hari ini bercerita dan hari besoknya tidak.
"Jangan sekali iya, sekali nggak. Hari ini iya, besoknya enggak. Kecuali kalau habis pergi bareng dan pulangnya malam, kalau kayak gini bisa ditanyain sama anaknya. Diganti besok malam ya, tapi dua cerita, ya pokoknya negosiasi sama anak maunya gimana," tambah Vera.
Vera pun juga menambahkan, bahwa waktu bercerita kepada anak tidak harus terjadi di malam hari saja.
"Nggak harus malam hari sebenernya, bisa kapan aja. Selama anak rileks, dan ibu rileks, waktu di mana keduanya rileks, baik sang ibu maupun sang anak," katanya.
Hal tersebut dikarenakan untuk menghindari cerita yang terburu-terburu, sehingga cerita yang disampaikan tidak dapat diserap dengan baik.
"Biar ibu nggak buru-buru untuk masak, atau untuk kegiatan lain, dan anak juga nggak terburu-terburu pengin main keluar," lanjut vera
Sebenarnya, malam hari dipilih orang-orang karena pada saat itu semua kegiatan sudah selesai dan juga semua orang sudah rileks dan bersiap untuk tidur.
"Biasanya ibu kegiatannya kan udah beres, anak udah rileks itu waktunya ya di malam hari sebelum tidur.
Padahal ada momen-momen lain, misalnya pulang sekolah atau pas sore-sore santai anaknya udah mandi.
(BACA : Cabut Gugatan Cerainya, Sarita Abdul Mukti Laporkan Faisal Harris ke Polisi! )
Ibunya kan juga santai, ada jeda sore sebelum makan malem itu sebenernya bisa," pungkas Vera. (*)