Find Us On Social Media :

Pengakuan Keluarga Brenton Tarrant, Teroris Penembak Jamaah Shalat Jumat di Christchurch: Dia Orang yang Baik

By Angriawan Cahyo Pawenang, Sabtu, 16 Maret 2019 | 14:38 WIB

Nenek Brenton mengaku cucunya merupakan orang yang baik, pihak keluarga kini sedang syok mendapat kabar tersebut

Laporan Wartawan Grid.ID, Angriawan Cahyo Pawenang

Grid.ID - Teroris penembak jamaah shalat Jumat di Christchurch, Selandia Baru telah ditangkap.

Pelaku yang bernama Brenton Tarrant tersebut diketahui telah melakukan aksi teror di kota tersebut.

Aksi teror yang dilakukan dirinya bersama kawanannya telah menewaskan 49 orang dan puluhan lainnya luka-luka.

Baca Juga : Jadi Dubes RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya Kabarkan Kondisi WNI Korban Penembakan di Christchurch

Dikutip Grid.ID sebelumnya, Warga Negara Indonesia juga turut menjadi korban aksi keji tersebut.

Dikutip dari Daily Mail, Brenton Tarrant yang kini telah tertangkap sedang menghadapi pengadilan.

Pria 28 tahun tersebut nampak mengenakan baju putih dengan tangan diborgol.

Baca Juga : Kisah Hidup Brenton Tarrant, Penembak Brutal di Masjid Selandia Baru, Lelaki Desa Biasa yang Peroleh Pemikiran Radikalnya Setelah Keliling Dunia

Bahkan di persidangan, Brenton Tarrant diketahui tersenyum dan menunjukkan simbol gestur tangan yang tidak senonoh.

Kejamnya aksi yang dilakukan Tarrant kemudian terdengar oleh pihak keluarganya.

Joyce Tarrant, nenek dari Brenton Tarrant mengaku sangat syok dengan apa yang terjadi.

Baca Juga : Curahan Hati Istri Zulfirman Syah, WNI Korban Penembakan di Christchurch Selandia Baru : Anak Saya Trauma, tapi Kami Masih Hidup..

Joyce mengaku kalau cucunya tersebut merupakan anak yang sangat baik.

Brenton diketahui sering mengunjungi keluarganya dua kali dalam setahun.

Ibu Brenton bahkan yang sedang mengajar saat itu bahkan sampai syok mendengar anaknya menjadi seorang teroris.

Baca Juga : Terjadi Insiden Penembakan, Femmy Permatasari Batal Bulan Madu Mengelilingi Selandia Baru

Ibu dan Adik Brenton kini sedang disembunyikan oleh pihak kepolisian setempat agar tidak diwawancari media dan mendapat perlindungan penuh.

Pihak keluarga Brenton diketahui langsung datang ke polisi sesaat setalah mereka mengenali pelaku teror tersebut.

Nenek Brenton mengatakan kalau pelaku penembakan tersebut sering mengunjungi keluarganya saat hari raya.

Baca Juga : Menikah di Selandia Baru, Begini Kondisi Femmy Permatasari Usai Insiden Penembakan

"Kabar ini sangat mengejutkan kami, Brenton merupakan anak yang baik," kata Joyce, nenek Brenton.

"Dia selalu baik dan ramah bahkan selalu menyempatkan mengunjungi kami (keluarga) dua kali dalam setahun," tambah Joyce.

Joyce mengatakan kalau Ibu Brenton saat ini sedang kesulitan setelah mendengar kabar tersebut.

Baca Juga : Tampil Cantik Bak Putri Kerajaan, Femmy Permatasari Bagikan Foto Pernikahannya di Selandia Baru

Joyce mengaku kalau cucunya tidak pernah menunjukkan tanda-tanda menganut paham ekstrimis.

Brenton sendiri merupakan seorang pelatih di salah satu pusat kebugaran di kota asalnya.

Berdasarkan pengakuan rekannya, setelah ayah Brenton meninggal karena kanker, pelaku tersebut tiba-tiba berubah menjadi seorang yang ekstrimis.

Baca Juga : Namanya Disebut Oleh Pembantai Jamaah Shalat Jumat di Christchurch, Begini Reaksi Pewdiepie!

Brenton sendiri tidak pernah menyebutkan apa kepercayaannya.

Brenton diketahui mulai memahapi paham ekstrimis setelah kematian ayahnya.

Setelah itu Brenton diketahui memulai perjalanannya keliling dunia yang disebut-sebut menguatkan pandangan ekstrimisnya.

Baca Juga : Curahan Hati Istri Zulfirman Syah, WNI Korban Penembakan di Christchurch Selandia Baru : Anak Saya Trauma, tapi Kami Masih Hidup..

(*)