Grid.ID - Perayaan Paskah 2019 diperingati secara berbeda diberbagai daerah di Indonesia, salah satunya ialah tradisi Semana Santa di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Seperti yang diberitakan oleh Kompas.com sebelumnya, tradisi Semana Santa di Lanrantuka ini dilakukan oleh para umat Katolik di Flores dalam rangka merayakan paskah, termasuk perayaan paskah 2019 mendatang.
Tradisi Semana Santa di Larantuka, Flores ini biasanya dilakukan pada malam hari, dan kemungkinan akan kembali dilakukan pada perayaan Paskah 2019 mendatang.
Baca Juga : Paskah Identik Dengan Telur Hias, Kelinci dan Coklat, Ini Loh Asal Usulnya
Dilansir Grid.ID dari Pos Kupang, tradisi Semana Santa ini adalah tradisi Paskah tahunan yang dirayakan umat katolik Flores setiap tahunnya.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tradisi Semana Santa ini tidak hanya dianggap sebagai budaya Paskah turun temurun masyarakat Larantuka.
Melainkan juga dimanfaatkan sebagai daya tarik wisatawan bagi para turis mancanegara atau dalam negeri.
Baca Juga : Begini Cara Citra Scholastika Rayakan Paskah
Dalam tradisi Semana Santa ini, peziarah dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara akan berdatangan ke Larantuka, Flores Timur.
Tradisi turun temurun ini diselenggarakan selama 5 hari penuh mulai dari Rabu Trewa atau Rabu Terbelenggu hingga Minggu Paskah.
Semana Santa sendiri memiliki arti pekan suci dalam bahasa Flores.
Baca Juga : Sweet! Ibadah Bareng Istri, Cara Dion Wiyoko Sambut Paskah
Namun, tahukah kamu bahwa tradisi Semana Santa ini merupakan warisan budaya bangsa Portugis yang telah berusia 5 abad?
Ya, dilansir Grid.ID dari Kompas.com, tradisi Semana Santa ini pertama kali ditemukan pada tahun 1510 di Pantai Larantuka, Flores, NTT.
Tradisi ini pertama kali dilakukan dari kepercayaan terhadap Tuan Ma atau patung Bunda Maria yang terdampar dari kapal Portugis yang karam di Pantai Larantuka.
Baca Juga : Resep - Cumi Bakar Madu, Hidangan Pembuka Saat Malam Paskah
Patung tersebut ditemukan oleh warga setempat dan dianggap sebagai benda keramat yang harus dipuja dan disimpan pada rumah pemujaan.
Masyarakat Larantuka kemudian menyebut patung itu sebagai Tuan Ma atau secara harfiah adalah Tuan Mama.
Menurut Raja Larantuka Don Andreas Martinho DVG, sekitar tahun 1510 itu masyarakat Larantuka sudah melakukan pemujaan kepada Tuan Ma setiap Februari.
Baca Juga : Ini Dia Makna Dibalik 10 Warna-warni Saat Paskah Tiba
Pemujaan ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Larantuka terhadap hasil panen dan tangkapan laut.
Sekitar pada tahun 1617, misionaris Portugis Pastor Manuel de Kagas berhasil menjelaskan kepada masyarakat Larantuka bahwa Tuan Ma merupakan perwujudan Bunda Maria.
Tradisi Semana Santa sendiri telah dilakukan sejak 5 abad yang lalu dan tak ada yang berubah sampai detik ini.
Baca Juga : Resep - Red Velvet Hot Chocolate, Pasti Bikin Paskahmu Lebih Hangat
Makna perayaan menempatkan pusat ritual kepada Yesus dan Bunda Maria sebagai perempuan berkabung karena menyaksikan penderitaan anaknya.
Perayaan Semana Santa dimulai pada Rabu Terbelenggu, dimana umat katolik setempat mulai berkumpul di Kapel untuk berdoa.
Perayaan berlanjut pada Kamis Putih, masyarakat mulai melakukan upacara Tikam Turo.
Baca Juga : Ide Toples Cantik Untuk Sajian Kue Kering Saat Paskah
Tikam Turo adalah tradisi mempersiapkan rute prosesi dengan menanam lilin di sepanjang ruas jalan yang menjadi rute prosesi Jumat Agung.
Pada Kamis Putih, patung Tuan Ma juga akan diambil dari rumah ibadah untuk dibersihkan dan dikenakan pakaian berkabung berwarna hitam.
Puncak tradisi ini adalah Jumat Agung, tradisini dimana patung Tuan Ma dan Tuan Meninu (Yesus Kristus) diarak dengan menggunakan ratusan kapal motor.
Baca Juga : Dijamin Indah, Hiasi Rumah Saat Paskah Dengan 6 Bunga Cantik Ini
Ratusan kapal motor ini akan membawa kedua patung tersebut dari kapel Tuan Meninu menuju Kapel Pohon Sirih di Pante Kuce.
Menariknya, ratusan kapal motor dengan ribuan peziarah ini akan melawan arus selat Gonzalo menuju Kapel Pohon Sirih.
Pada Sabtu Suci, patung-patung yang diarak pada Jumat Agung akan dibawa kembali ke kapel masing-masing.
Baca Juga : Gracia Indri Tak Mengharapkan Orang Ini Datang ke Acara Paskah di Rumahnya Tahun Ini?
Mulai saat itu, masa berkabung sudah lewat dan persiapam memasuki masa perayaan Kebangkitan Yesus Kristus yang jatuh pada Minggu Paskah.
Adanya tradisi Semana Santa menjadikan kota Larantuka memiliki nilai budaya rohani yang tinggi dan menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi Flores, NTT.
Terlebih lagi masyarakat Larantuka masih aktif merayakan tradisi ini dari tahun ke tahun.
Nah, buat kamu yang akan berkunjung ke Flores, berminat ikut tradisi Semana Santa di Paskah 2019 mendatang? (*)