Selama persidangan berlangsung, dia hanya terdiam dan bakal kembali menjalani sidang di Pengadilan Tinggi 5 April mendatang.
Baca Juga : Beri Wejangan untuk Anak Perihal Jodoh, Roy Marten: Jangan Pilih Perempuan Bodoh!
Selama berada dalam tahanan, teroris asal Grafton, Australia, yang dulunya merupakan personal trainer itu tidak akan mendapat pembebasan dengan jaminan.
Dalam manifesto yang diunggah ketika penembakan terjadi, Tarrant mengungkapkan dia sudah merencanakan untuk melakukan penembakan selama dua tahun terakhir.
"Aku memulai rencana serangan ini sejak dua tahun terakhir. Kemudian menetapkan lokasi di Christchurch dalam tiga bulan terakhir," katanya.
Baca Juga : Merasa Jadi Korban Penipuan Apartemen, Cynthiara Alona Bakal Tuntun 1 Triliun
Dalam manifesto setebal 74 halaman itu, Tarrant memperkenalkan diri sebagai anti-imigran dengan para korban disebutnya sebagai "sekelompok penjajah".
Di manifesto tersebut, dia mengatakan ingin membebaskan tanah milik kaumnya dari "para penjajah", dan terinspirasi dari Anders Breivik.
Saat sidang berlangsung, publik dilarang untuk memasuki gedung dengan seseorang mengaku ingin menikam Tarrant.
Baca Juga : Saling Sindir dengan Aisyahrani, Nikita Mirzani Sesumbar Akan Bongkar Aib yang Bikin Syahrini Kejang-kejang
Bahkan menunjukkan senjata yang bakal dipergunakannya.
Selain Tarrant, polisi mengumumkan juga menangkap tiga orang lain, dua pria dan satu perempuan, yang berhubungan dengan insiden tersebut.
Satu pria diidentifikasi bernama Daniel John Burrough (18) didakwa dengan mengobarkan ujaran kebencian dan permusuhan.
Namun dia tidak disidang di gedung yang sama.
(*)