Grid.ID - Tragedi penembakan di Selandia Baru pada Jumat (15/3) lalu masih menyisakan duka mendalam bagi masyarakat dunia.
Empat orang pelaku teror secara brutal menembaki jamaah yang sedang melaksanakan ibadah salat Jumat di Masjid An Noor dan Islamic Center Lindwood wilayah Christcurch.
Akibat aksi brutal tersebut sebanyak 49 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka serius.
Salah satu korban yang kisahnya menginspirasi adalah seorang pria asal Afghanistan yang bernama Daoud Nabi.
Baca Juga : Pesan Damai yang Dilontarkan Korban Penembakan di Christchurch Sebelum Dihujani Tiga Peluru
Haji Daoud Nabi adalah orang pertama yang ditemui oleh pelaku penembakan yang bernama Brenton Tarrant di pintu masjid An Noor.
Saat masih hidup, Daoud sepertinya menyadari ada yang tidak beres dengan Brenton dan segera menemuinya.
Daoud bahkan menyapa Brenton yang saat itu mengacungkan laras panjang dengan kalimat 'Hello Brother'.
Bila biasanya seseorang akan kabur bila menghadapi orang membawa senjata, Daoud justru menyapanya dengan lembut.
Sayangnya, sapaan Daoud Nabi tak mampu melunakkan hati Brenton Tarrant.
Dengan sadis Brenton menembaki Daoud hingga tewas.
Baca Juga : Wanita Ini Tewas Usai Selamatkan Nyawa Suaminya Saat Penembakan Brutal di Selandia Baru
Ternyata, Daoud memiliki alasan tersendiri hingga berani menyapa Brenton.
Daoud memiliki hati mulia hendak menyelamatkan nyawa orang lain.
Dikutip dari smh.com.au, hal ini terungkap setelah anak Daoud yang bernama Yama Nabi terlambat salat Jumat dan baru datang 10 menit dari waktu seharusnya.
Yama Nabi begitu terkejut melihat banyak korban bersimbah darah di sekitar masjid.
Polisi melarang Yama untuk masuk, lalu ia bertemu dengan seorang teman bernama Ramazan.
Berkali-kali Ramazan mengatakan bahwa ayah Yama, yaitu Daoud telah menyelamatkan hidupmu.
"Your father saved my life. Your father saved my life (Ayahmu menyelamatkan hidupku. Ayahmu menyelamatkan hidupku)," kata Ramazan berulang kali kepada Yama.
Yama saat itu tidak begitu mengerti dan mengira bahwa ayahnya berhasil membawa Ramazan melarikan diri.
Baca Juga : Kisah Zulfirman Syah, Korban Penembankan Brutal di Masjid Christchurch
Namun, Yama tak menemukan tubuh ayahnya dimanapun.
Polisi kemudian membawa Yama dan korban selamat ke RS Christchurch yang berada tak jauh dari lokasi masjid.
Dalam situasi yang kacau itu, Yama tak mendapatkan informasi soal ayahnya kecuali kabar soal korban tewas yang terus bertambah.
Kemudian Yama menyaksikan video yang disebarkan teroris pelaku penembakan itu berulang kali.
Sampai akhirnya dia menemukan ayahnya tergeletak di lantai.
"Saya terus mengulang video itu dan saya yakin itu adalah dia (ayah)," ujar Yama.
Dia yakin, Ramazan tidak ingin mengatakan, ayahnya menghalangi peluru yang seharusnya mengenai dirinya.
Baca Juga : Ramalan Mbak You di 2019, Akan Ada Tsunami Hingga Kecelakaan Pesawat
Daoud merupakan seorang pensiunan insinyur yang melarikan diri dari Afghanistan saat Rusia melakukan invasi.
Pria tersebut membawa keluarganya ke Selandia Baru berharap mendapat tempat yang lebih aman.
Di Selandia Baru, Daoud mengelola Asosiasi Warga Afghanistan.
Ternyata, sifat kepahlawanan Daoud sudah ada sejak di Afghanistan, di mana ia tidak pernah berpikir dua kali untuk menyelamatkan nyawa orang lain.
Selamat jalan Daoud, semoga tenang di alam sana. (*)
Artikel ini pernah tayang di Nakita.id dengan judul Kisah Daoud Korban Teror di Selandia Baru, Ucap 'Hello Brother' ke Penembak Demi Selamatkan Nyawa Anak Muda