Grid.ID - Hingga kini masih banyak masyarakat yang memperdebatkan apakah penyedap rasa MSG atau micin punya pengaruh pada kinerja otak atau tidak.
Hal ini wajar saja. Sebab, meski Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah mengategorikan MSG sebagai makanan yang aman, tidak ada yang benar-benar pasti di dunia sains.
Penelitian soal micin pun terus dilakukan untuk benar-benar memastikan keamanannya.
Penyedap rasa atau yang lebih akrab dengan sebutan micin memiliki kandungan monosodium glutamat yang terdiri dari air, natrium, dan glutamat.
(Baca juga: Cantik Banget!! Inilah 5 Makanan Paling Indah di Dunia, Nomor 4 Mempesona Bak Makanan Kerajaan!)
Glutamat yang juga terkandung dalam susu, keju, daging, ikan, dan beberapa sayuran adalah zat penting yang dapat mengubah rasa makanan jadi lebih nikmat.
Dalam artikelnya di laman hellosehat, dr Ivena menulis bahwa kandungan asam glutamat itu dapat membuat sel-sel saraf otak lebih aktif dan membuat makanan menjadi lebih lezat.
"Selama ini kebanyakan efek samping yang dilaporkan setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG memang terjadi pada sistem saraf di otak. Karena itu, MSG secara tidak langsung bisa membuat seseorang jadi ‘lemot’," tulisnya seperti dilansir Minggu (12/11/2017).
"Lemot" atau lemah otak adalah istilah yang dipilih dr Ivena untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif otak.
(Baca juga: Bertandang ke Yogyakarta Belum Sah Kalau Nggak Menyeruput Minuman Ini)
Fungsi kognitif otak antara lain berpikir logis, mengambil keputusan, merekam informasi ke dalam ingatan, menyelesaikan masalah, dan menjaga konsentrasi.
Mungkin akan timbul pertanyaan, apa hubungan penyedap rasa dengan kemampuan otak manusia?