(Baca juga: Nggak Kalah Maknyus! Bukan Cuma Saffron Llewellyn, Cucu Bondan Winarno yang Satu ini Juga Punya Penampilan Super Kece)
Namun Walsh menolak tawaran dari raksasa tambang asal Kanada tersebut.
Lewat jalur normal tak bisa, tentu masih ada jalan lain.
Pihak Barrick Gold Corporation menggunakan cara lain dengan mendekati birokrasi Indonesia.
Sejumlah menteri terkait, dalam buku Pak Bondan, dijelaskan mereka diajak untuk bekerjasama.
(Baca juga: Jauh Hari Sebelum Menghadap sang Pencipta, Bondan Winarno Sudah Titipkan Permintaan ini Pada Keluarga)
Lantas, buah dari lobi-lobi ini, Surat Izin Penelitian Pendahuluan (SIPP) Bre-X dimentalkan.
Masuk babak baru, seorang pengusaha lokal menggandeng Felderhof agar mendapat sejumlah kompensasi atas jasa konsultasi teknis dan administratif.
Di momen ini lah konflik jadi panjang hingga menteri terkait pada saat itu berinisiatif mempertemukan keduanya pada 14 November 1996.
Diputuskan agar dilakukan pembagian saham.
(Baca juga: Terkenal Sebagai 'Pakar Kuliner', Ternyata Begini Kisah Bondan Winarno Bisa Memasak untuk Pertama Kalinya)
Meski pada akhirnya, kata sepakat tak dicapai oleh kedua pihak.