Tim dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polres Kutai Kartanegara, mendampingi langsung proses autopsi, bersama dengan keluarga Maria.
Hasil dari autopsi, menjadi informasi penting bagi polisi untuk mengusut kasus itu.
Keterangan diperoleh, hasi autopsi menunjukkan hasil mencengangkan.
Korban Maria, mengalami patah tulang di bagian leher, dan juga di bagian dadanya.
Patahnya tulang, diduga akibat hantaman yang dialami korban berulang kali.
"Autopsinya sudah selesai. Tulang di bagian lehernya patah," kata tante Maria, Elizabeth (45).
Rahmad, pendatang asal Mandailing Natal, Sumatera Utara mengaku hanya sekali menendang korban. Pria pengangguran itu mengaku tak tahu penyebab luka membiru di tubuh Maria.
(BACA: Five Vi Tidak Kuat Menahan Tangis Saat Bercerita Penganiayaan yang Dialaminya)
"Saya tidak tahu kenapa badannya biru-biru begitu Pak, sampai kemudian meninggal. Saya cuma menendang di lehernya sekali saja," kata Rahmad dengan kondisi tangan terborgol.
Meski demikian, selama indekos di Samboja, Rahmad mengaku sering bertengkar dengan Maria.
Di antaranya gara-gara Maria meminta agar Rahmad tidak menjadi lelaki pemalas, dan mencari pekerjaan.
"Saya pernah diminta angkat beras, saya tidak mau," akunya.
Terus dicecar pertanyaan, Rahmad masih saja bingung Maria bisa meregang nyawa.
Dia berulang kali membantah, tidak pernah memukuli Maria, di saat bertengkar.
"Tidak pernah saya pukul Pak. Saya cuma tendang di bagian sininya Pak (sambil menunjuk ke bagian leher kanan)," ungkap Rahmad.
(BACA: Bella Luna Penuhi Panggilan Kepolisian Terkait Dugaan Penganiayaan)
Polisi masih menyelidiki kasus ini. Termasuk mendalami keterangan Rahmad yang diduga kuat sebagai pelaku penganiayaan hingga menyebabkan Maria meninggal dunia. (*)