Dalam postingan tersebut berisi seruan untuk memulai propaganda di Twitter dengan membuat akun palsu menggunakan foto wanita berkulit putih.
Nantinya tiap akun palsu tersebut akan membuat sebuah cuitan propaganda hoax yang berisi gambar instruksi kalau gestur OK adalah simbol White Power ditambah menggunakan hashtag #PowerHandPrivilege dan #NotOkay.
Dikutip dari situs ADL para user 4chan tersebut kemudian membombardir user rakyat sipil, jurnalis, bahkan akun pemerintahan.
Beberapa jurnalis internasional ada yang menjadi korban isu hoax ini.
Dikutip dari klarifikasi Indonesian Hoaxes di Facebook, jurnalis Emma Roller secara latah termakan propaganda ini.
Sontak hal ini akhirnya menghasilkan persepsi simbol OK diklaim memiliki makna tersembunyi terkait White Supremacy.
Situs 4chan sendiri merupakan saudara dari 8chan merupakan forum diskusi anonim yang dianggap mempunyai kebebasan dalam mendiskusikan apapun bahkan termasuk ujaran kebencian.
Dikutip dari ADL, kedua situs tersebut sudah terkenal sering membuat hoax tentang simbol populer seperti 'dab-ing' dan propaganda iklan susu yang menunjukkan White Supremacy.
Salahnya persepsi terkait simbol tersebut membuat penggiringan opini yang sama saja menyetujui propaganda hoax dari para pengguna 4chan.
Baca Juga : Soal Pelaku Penembakan di Mesjid di Selandia Baru, Shireen Sungkar: Biar Allah yang Bales !
Penggiringan opini itu nantinya bisa menyebabkan perpecahan tersendiri jika terus-terusan disalah artikan.
Indonesian Hoaxes dan Know Your Meme Indonesia bahkan sepakat menyarankan agar media untuk lebih hati-hati dalam memberitakan pelaku.
Pasalnya pelaku dianggap memahami budaya pop dan dapat membenturkan paham-paham tertentu.
Baca Juga : Teroris Penembakan Masjid Selandia Baru 'Nyengir' dan buat Gestur Ini saat Jalani Sidang Perdananya
(*)