"Zaman dulu saya anaknya orang payah ya, anaknya orang susah," ujar Maryono.
Keputusan Maryono muda untuk mulai mengayuh becak membulat setelah tak tega melihat ayahnya mencari rumput untuk lauk makan.
"Cari makan itu susah sekali. Saya cari di kebon untuk makan suket (rumput) seperti kuda.
Baca Juga : Miliader Dato Sri Tahir, Anak Tukang Becak yang Berhati Dermawan
Saya takut sekali, bapak gimana rasanya.
Akhirnya saya punya pikiran (narik becak), 'ah saya kerja saja supaya bapak bisa makan'," ungkap Maryono.
Pekerjaan itu ia tekuni selama 50 tahun di kawasan Banyu Urip, Pekalongan.
Dalam sehari, Maryono mengaku hanya bisa mendapatkan rata-rata Rp 50 ribu setelah menarik becak seharian.
"Kadang Rp 50 ribu. Kadang siang baru narik. Kadang seharian gak narik karena gak ada penumpang," jelasnya singkat.
Baca Juga : Aksi Kocak Baim Wong Dengan Kostum Power Ranger Sambil Narik Becak