Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Nampaknya kamu bakal dibuat geleng-geleng sama perilaku Arab Saudi.
Dikutip wartawan Grid.ID dari Independent, Arab Saudi bersedia ninggalin orang-orang Palestina yang sengsara hanya buat teken kerjasama bareng Israel.
Arab Saudi bisa rangkul-rangkulan akrab sama Israel hanya demi ngelawan Iran.
Kata mantan menteri pertahan Israel, Arab Saudi sudi berkawan dengan Israel ya demi nguatin oposisi terhadap pengaruh Iran.
(Baca juga: Siapa Sangka, Bayi ini Dulu Ditelantarkan Orangtuanya di Kotak Kardus, Kini Ia Jadi Superstar Dunia!)
Arab Saudi nggak peduli soal di Palestina sana, ungkap seorang mantan penasehat keamanan Israel.
Asalkan ada kawan yang bisa diajak buat ngelawan Iran, Arab Saudi ya oke-oke aja.
Termasuk bikin koalisi bareng Israel.
Kekerasan, kesengsaraan, dan pendudukan paksa di Palestina, urusan belakang aja.
Dikutip wartawan Grid.ID dari The Telegraph, mantan menteri pertahanan Yaacov Nagal kurang lebih bilang gini.
(Baca juga: Ditelepon Tengah Malam, Mulan Jameela Datangi Ahmad Dhani di Kantor Polisi)
Negara yang tiap tahun rutin menggelar ibadah haji ini siap nerima hampir semua kesepakatan damai antara Israel-Palestina.
"Mereka cuma hanya harus bilang ada kesepakatan antara Israel dan Palestina," ungkap Nagel.
"Mereka nggak peduli, tentu nggak bakal peduli apa yang bakal ada di dalam kesepakatan itu."
Tentu, bakal ada kesepakatan lanjutan di antara mereka.
(Baca juga: Inikah Kumpulan Ibu-ibu Kece yang Bisa Mengalahkan Girl Squad? Cantiknya Kayak Masih Gadis!)
Akhir-akhir bulan ini, hubungan Arab Saudi dan Iran kembali panas.
Tapi, hubungan Arab Saudi bareng Israel kian intim dipersatukan oleh musuh bersama.
Tentu Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, bakal seneng ngelihat indahnya suasana ini.
Bagi AS ya Arab Saudi dan Israel sekutu terkuat buat ngelawan ancaman dari Iran.
(Baca juga: Diperiksa Hingga Tengah Malam, Ahmad Dhani Minta Ditemani Mulan Jameela)
Kembali dikutip dari Independent, ngerampas jalannya kesepakatan damai Israel-Palestina adalah satu-satunya tujuan kebijakan luar negeri Trump yang jelas sampai saat ini.
Saat AS berusaha nyatuian Arab Saudi dan sejumlah negara Arab lainnya bareng Israel buat ngelawan Iran, banyak negara Timur Tengah justru ogah terlalu dekat sama Israel tanpa ada kemajuan soal masalah Palestina.
Meski begitu, sampai saat ini, para pemimpin Arab Saudi enggan berkomitmen secara formal buat menormalisasi hubungan dengan Israel.
Lalu, apa sebenarnya yang membuat keduanya bisa sangat benci kepada Iran?
(Baca juga: Ahmad Dhani Tersangka Ujaran Kebencian, Polisi: Penyidik Sudah Memiliki Alat Bukti dan Ada Bukti Lain)
Dikutip wartawan Grid.ID dari Sputnik, seorang perwira militer senior Israel bilang begini ke sebuah kantor berita online pada 16 November.
Iran, "Adalah ancaman nyata dan terbesar bagi wilayah (Timur Tengah) ini," kata Letnan Jenderal Gadi Eisenkot.
Lanjutnya, "Iran berusaha nguasain Timur Tengah, nancepin pengaruh Syi'ah dari Lebanon ke Iran dan kemudian dari Teluk ke Laut Merah."
"Kami harus nyegah hal ini terjadi donk."
Menurut Roshan Salih, editor 5 Pillars, rezim Arab Saudi nggak akan bisa ngebawa kawan-kawan lainnya jika mereka neken kesepakatan bareng Israel.
"Udah lama Israel dianggap jadi kanker di Timur Tengah, dan gitulah cara orang awam masih ngeliat Israel."
"Arab Saudi menuju penerimaan terbuka terhadap Israel dan mungkin bakal ngasih pengakuan penuh."
"Anak gila yang sekarang ngejalanin pemerintahan Arab Saudi ini melaju dengan kecepatan tinggi."
Yang dimaksud Salih di sini Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Anak Raja Salman ini dianggap udah ngambil alih banyak bidang kebijakan pemerintahan Arab Saudi.(*)