“Bantuan ini bagi kami merupakan berkah dan memberi manfaat luar biasa,” ujar Haris, salah satu petani garam.
TERGULUNG OMBAK
Berkat bantuan itulah, para petani garam di Pantai Talise sudah mulai melakukan aktivitas lagi, seperti yang mereka lakukan di siang panas itu. Kini, tak lagi tampak gurat duka akibat bencana yang dahsyat itu.
Mereka bekerja untuk kembali menata kehidupan yang sempat porak-poranda. Majid, salah satu petani mengungkapkan, tsunami hanya berlangsung beberapa menit tapi langsung melenyapkan mata pencarian sekitar 160 orang lebih petani garam.
Baca Juga : Luna Maya Unggah Kembali Foto 4 Tahun Silam, Netizen : Waktu Masih Jadi Pacar Reino Barack?
Majid kemudian menceritakan kejadian kelam di hari naas yang tak bakal terlupakan itu. Hari sudah mulai petang, ia bersama petani tambak lainnya sudah siap-siap pulang ke rumah setelah sejak pagi hari berkutat bekerja di bawah terik matahari.
Tak lama kemudian dia merasakan tiba-tiba tanah yang menjadi pijakannya terguncang hebat. Saking kerasnya, ia sampai terjatuh. Ia melihat bangunan-bangunan yang ada di tepi jalan sudah mulai ambruk.
Belum lama menyadari telah terjadi gempa, Majid melihat air laut yang tak jauh darinya itu bergolak pula.
Ombak tinggi datang dengan begitu deras, bergulung-gulung menuju arah tepi pantai.
Begitu kuatnya, gelombang sampai menjebol tembok beton pembatas antara jalan dengan laut yang biasa digunakan orang-orang duduk menikmati senja.
Gelombang air laut pun langsung menghantam orang-orang yang ada di jalanan. Karena cepatnya gelombang datang, orang-orang yang ada di sana tidak sempat melarikan diri.
“Mulai pengunjung sampai penjual aneka makanan di pantai itu tidak ada yang lolos, mereka langsung terbawa arus air yang begitu kuat,” cerita Majid.