Find Us On Social Media :

Viral Kisah Kematian Remaja dengan Ratusan Cacing Pita Bersarang di Otaknya, Diduga Gara-gara Makan Daging Babi yang Tak Matang!

By Tata Lugas Nastiti, Jumat, 29 Maret 2019 | 12:01 WIB

Viral Kisah Kematian Remaja dengan Ratusan Cacing Pita Bersarang di Otaknya, Diduga Gara-gara Makan Daging Babi yang Tak Matang!

Baca Juga : Lahirkan Anak kembar Namun Beda Ayah, Terkuak Fakta Dibaliknya!

Baca Juga : Intip Penampilan Seksi Syahrini Pakai Sandal Jepit Mewah Berharga Fantastis

Dari hasil scanning MRI yang dilakukan, terlihat perbedaan signifikan massa otak pasien sebelum dirawat dan setelah dirawat.

Pada hasil MRI otak pasien sebelum dirawat terlihat organ otak bagian korteks serebral yang dipenuhi oleh larva cacing pita.

Setelah jalani dua minggu pengobatan, rupanya infeksi yang disebabkan oleh cacing pita ini tidak bisa dihentikan.

Baca Juga : Tega Buang Bayinya ke Sungai yang Deras, Ibu Ini Mengaku Sama Sekali Tak Menyesali Perbuatan Kejinya

Baca Juga : Bikin Gagal Fokus, Style BCL saat Hadiri Dahsyatnya Awards 2019 Justru Banjir Pujian

Hal ini terlihat dari hasil MRI otak pasien yang memperlihatkan massa otak yang menyusut dengan ratusan cacing pita yang bersarang memenuhi tempurung otak.

Peristiwa mengenaskan yang dialami oleh remaja berusia 18 tahun ini pun jadi viral di media sosial.

Melansir laman berita Daily Mail, kisah kematian remaja berusia 18 tahun ini telah dibagikan sebanyak 71 ribu kali dengan ratusan komentar.

Neurocysticercosis sendiri adalah kondisi medis yang sampai detik ini masih belum ditemukan obatnya.

Neurocysticercosis disebabkan oleh parasit cacing pita yang biasanya berkembang biak didalam tubuh hewan ternak babi, Taenia Solium.

Baca Juga : Dari Aroma Wangi hingga Teriakan Wanita, Inilah 5 Kejadian Misterius yang Terjadi di Rumah Angker Cilodong, Jawa Barat

Baca Juga : Syahrini Dirangkul Reino Barack, Sepatu Boots yang Dipakai Curi Perhatian

Berdasarkan data WHO, Neurocysticercosis termasuk penyakit mematikan dengan penderita usia dewasa terbanyak.

Untuk menghindari penyakit ini, beberapa solusi dapat dilakukan.

Mulai dari mengurangi konsumsi daging babi yang tidak higienis, mencuci tangan secara rutin hingga memastikan daging yang dikonsumsi benar-benar matang. (*)