Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty
Grid.ID - Beberapa gejala masalah reproduksi pada wanita biasanya berupa rasa nyeri ketika datang bulan atau haid.
Salah satu dokter Obstetri dan Ginekologi, Dr. Reino Rambey menjelaskan rasa sakit ketika haid bukanlah hal yang normal.
"Iya, karena organ reproduksi manusia yang sehat sebetulnya tidak punya rasa nyeri. Jadi, nyeri itu indikatornya."
"Misalnya kita sakit kepala aja atau sakit itu meruapakan sesuatu indikator yang nggak beres," ungkap Dr. Reino Rambey saat ditemui Grid.ID di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (31/3/2019).
Baca Juga : Bertema Kartun Paw Patrol, Begini Meriahnya Ulangtahun Anak Dokter Reisa Broto Asmoro
Tapi sayangnya seringkali rasa sakit saat datang bulan diabaikan oleh para wanita.
Padahal hal tersebut merupakan salah satu ciri ada permasalahan terjadi pada organ reproduksi.
"Cuma kembali lagi kita terbiasa dengan rasa nyerinya karena sering lama-lama seperti tidak dirasakan lagi."
"Jadi manusia itu sakti sebetulnya selalu diberikan gejala awal tapi dia cuek akhirnya berlarut-larut masalahnya," ungkap Dr. Reino Rambey.
Adapula yang menyebutkan bahwa permasalahan atau penyakit reproduksi tersebut bisa hilang ketika sudah menikah, mitos atau fakta?
Ternyata benar, dalam suatu hal tertentu penyakit tersebut bisa saja hilang dengan syarat wanita tersebut hamil dan memiliki anak.
"Itu bukan mitos, sebenarnya bukan menikah tapi kalau punya anak. Dianggap kalau orang sudah hamil dalam 9 bulan hormonnya sudah stabil."
"Punya anak kan harus nikah dulu. Jadi, bukan mitos kalau dengan dia hamil hormonnya akan lebih stabil dan lebih baik," ungkap Dr. Reino Rambey.
Baca Juga : Terlilit Utang Puluhan Juta, Orangtua Tega Jual Bayi Kembarnya
Selain itu, Dr. Reino Rambey juga menyampaikan bahwa ada banyak manfaat lainnya yang bisa diterima wanita usai melahirkan.
Bukan hanya soal masalah reproduksi, banyak pula penyakit lain yang akan sembuh usai melahirkan.
"Makanya orang menikah punya anak menyusui juga mengurangi resiko-resiko penyakit kanker pada perempuan."
"Orang perempuan menyusui mengurangi resiko kanker payudara, kalau dia hamil mengurangi resiko kanker rahim dan indung telur. Jadi, visiologinya emang begitu," tutup Dr. Reino Rambey.
(*)