Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty Grid.ID - Pil Keluarga Berencana (KB) untuk pasangan suami istri memang dianjurkan oleh pemerintah.
Oleh karena itu, banyak wanita yang menggunakan pil KB untuk mencegah kehamilan saat berhubungan intim dengan suaminya.
Salah satu dokter Obstetri dan Ginekologi, dr. Reino Rambey, mengungkapkan bahwa pil KB khusus laki-laki memang sangat jarang.
Baca Juga : Fakta Menarik Buah Parijoto, Tanaman Kaya Manfaat yang Dipercaya Bisa Atasi Masalah Sulit Hamil
Hal tersebut lantaran pil KB khusus lelaki memiliki dampak tertentu.
"Ya karena emang pil KB untuk laki-laki tidak populer dan tidak beredar di kita," ungkap Dr. Reino Rambey saat ditemui Grid.ID di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (31/3/2019).
"Karena intinya adalah mematikan sel sperma untuk laki-laki, jadi tidak praktis juga, dalam arti kata, kondom lebih mudah memakainya, pil harus terus diminum," jelasnya.
Baca Juga : Banyak Wanita Perokok Tetap Bisa Hamil, Ini Penjelasan dan Fakta Kerusakan Tubuh di Baliknya
Dokter Reino Rambey mengungkapkan bahwa dirinya tak menganjurkan lelaki menggunakan pil KB.
Lantaran pil KB memiliki dampak yang sangat buruk terhadap sperma laki-laki.
"Kalau saya sih tidak recommend ya, apalagi pada orang yang masih belum punya anak karena tingkat kontrasepsi pada perempuan yang lain kan bukan mematikan sel."
"Kalau ini kan mematikan sel," ungkap Dr. Reino Rambey.
Baca Juga : 17 Tanda yang Menunjukkan Kamu Hamil Anak Perempuan, Calon Ibu Musti Tahu!
Di tanah air, pil KB untuk laki-laki memang masih terdengar tabu.
Apalagi di Indonesia kerap kali pihak wanita lah yang dianggap memiliki andil besar dalam hal kehamilan dan memiliki anak.
"Belum, karena memang selalu dianggap di Indonesia yang hamil itu perempuan," ujar dr. Reino.
Baca Juga : Risiko Konsumsi Pil KB untuk Penderita PCOS atau Sindrom Ovarium Polikistik
"Masih begitu, sehingga mitos pun kalau nggak hamil yang disalahkan perempuan."
"Memang harus dikoreksi sih sebenarnya, tapi masih begitulah tradisi masyarakat kita, selalu bebannya jadi perempuan daripada laki-laki," tutup Dr. Reino Rambey. (*)