Dalam beberapa putaran permainan, para peserta bisa mendapatkan 20 sen dollar AS untuk respons yang benar, dan kehilangan 10 sen dollar AS untuk respons yang salah.
Namun, dalam putaran dengan taruhan yang lebih tinggi, respons yang benar akan mendapatkan 1 dollar AS, sedangkan jawaban salah akan membuat partisipan kehilangan 50 sen dollar AS.
Tim tersebut menemukan bahwa peserta yang lebih tua memiliki performa yang lebih baik dalam putaran dengan taruhan yang lebih tinggi, sedangkan peserta yang lebih muda tidak mau mengubah kinerjanya.
"Menariknya, kemampuan untuk menyesuaikan kinerja sesuai taruhan saat bermain muncul secara bertahap pada masa remaja," ungkap Insel dikutip dari New Scientist, Selasa (28/11/2017).
Ketika tim tersebut melihat aktivitas otak para peserta, mereka menemukan bahwa kemampuan untuk memperbaiki kinerja terkait dengan perkembangan otak.
Perkembangan tersebut utamanya pada wilayah yang disebut jaringan kortikostriatal.
(BACA: Diduga Pegangan Tangan dengan Ayu Ting Ting, Raffi Ahmad: Gigi Biasa Aja)
Wilayah ini dikenal menghubungkan area-area yang terlibat dalam penghargaan kepada orang-orang yang mengendalikan perilakunya.
Jaringan tersebut terus berkembang hingga kita berusia minimal 25 tahun.
"Semakin berkembang jaringan kortikostriatalnya, semakin baik para peserta meningkatkan kinerjanya pada tugas dengan taruhan besar," kata Insel.
"Temuan ini menjelaskan mengapa beberapa remaja begitu tidak peduli saat melakukan hal-hal sembrono penuh risiko," ujar Kathrin Cohen Kadosh dari University of Surrey, Inggris.