Find Us On Social Media :

Ada Apa Dengan Pilot? Lain di Indonesia Lain di Jerman, Ini yang Mereka Lakukan Demi Keselamatan Penumpang

By Nindya Galuh Aprillia, Rabu, 6 Desember 2017 | 17:24 WIB

Beginilah perbedaan pilot Indonesia dan Jerman

Laporan Wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati

Grid.ID – Seorang Pilot maskapai Lion Air berinisial MS tertangkap karena Narkoba pada 4 Desember 2017 lalu.

Ia tengah ramai diperbincangkan banyak media di dalam negeri.

MS diduga mengkonsumsi narkoba berjenis sabu, kini ditahan di Polres Kupang Kota.

Penangkapan MS ini, membuat masyarakat kecewa dan dianggap mencoreng nama baik profesi pilot.

( BACA JUGA: Ini Alasan Mandi dengan Es Batu Bermanfaat Cegah Cedera Setelah Berolahraga )

Namun hal berbeda ditunjukan oleh pilot-pilot di Jerman.

Dilansir Grid.ID dari dw.com, pilot di seluruh Jerman menolak untuk berpartisipasi dalam usaha mendeportasi para pencari suaka yang ditolak.

Michael Lamberty, selaku Juru bicara maskapai utama Lufthansa Jerman, membela personil pilot yang memilih untuk tidak menerbangkan orang-orang yang dideportasi ke negara asalnya.

( BACA JUGA: Atlet Cantik Ini Berenang Tanpa Kedua Kaki Namun Berhasil Pecahkan Rekor dan Kumandangkan ‘Indonesia Raya’ di Negeri Jiran )

Alasannya, karena faktor keamanan menjadi perhatian utama.

Sebanyak 222 rencana penerbangan untuk mendeportasi pencari suaka telah dihentikan oleh pilot.

Walau di beberapa negara bagian Jerman sedang berlangsung kekerasan dan represi akibat meningkatnya jumlah imigran.

Pilot tetap menolak melakukan penerbangan untuk mendeportasi para pencari suaka kontroversial ke Afganistan.

( BACA JUGA:Nagita Slavina Blak-blakan Mau Dimadu, Ini Syarat Buat Raffi Ahmad )

"Keputusan untuk tidak membawa penumpang pada akhirnya dibuat oleh pilot berdasarkan kasus per kasus. 

Jika dia mendapat kesan bahwa keselamatan penerbangan dapat terpengaruh, dia harus menolak untuk mengangkut penumpang yang dideportasi," ujar Michael

Menurut Michael, pilot Lufthansa kadang berbicara secara pribadi dengan penumpang yang akan dideportasi sebelum penerbangan. 

Secara umum, orang-orang ini diperlakukan seperti penumpang normal, "mereka memiliki tiket yang sah."

Meskipun mengalami peningkatan dalam deportasi, Jerman tetap menjadi tujuan utama pengungsi dan migran ke Uni Eropa.

( BACA JUGA: BREAKING: Seo In Guk dan Park Bo Ram Ngaku Sudah Lama Pacaran! Begini Cara Mereka Bertemu )

Begitu banyaknya sehingga pada tahun 2017, Jerman memproses lebih banyak aplikasi suaka daripada 27 negara Uni Eropa lainnya. (*)