Sang ibu akan mengambil batu seukuran telapak tangannya, dan menekannya ke setiap sisi payudara selama 10 menit.
Baca Juga : Akibat Minum Jus Setiap Hari, Wanita Ini Alami Kerusakan Otak
Selain menggunakan alat-alat tersebut, biasanya para ibu akan mengambil sebuah ikat pinggang yang diikatkan erat melilit payudara dan tubuh bagian atas anak perempuannya.
Cara ini dilakukan untuk menyamarkan mereka agar tidak terlihat sudah memasuki usia matang.
Tujuan lebih lanjutnya adalah untuk menghindarkan anak mereka dari ancaman tindak kekerasan seksual.
Saat masa pertumbuhan, anak-anak berusia delapan hingga 12 tahun dinilai terlalu rentan terhadap laki-laki di sekitarnya.
Meski usianya sangat muda, tetapi bentuk fisik mereka tampak sudah dewasa.
Bagi orangtua, terutama para ibu, hal ini dilakukan agar para putrinya tidak kehilangan kesempatan untuk bersekolah dan bekerja.
Baca Juga : Tajir Melintir, Seorang Ayah Hadiahi Putrinya dengan Berlian Langka Seharga Rp195,5 Miliar!
Perlu diketahui bahwa di Kamerun, kehamilan pranikah dapat membuat mereka putus sekolah akibat kehamilan di usia yang masih muda.
Sekitar 65 persen perempuan yang hamil di usia muda tidak lagi melanjutkan sekolah.
Namun, tradisi ini membuat banyak payudara perempuan mengalami kerusakan hingga tidak menyusui bayi.
Sejak tahun 2005, berbagai kampanye telah dilakukan untuk menghentikan praktik tersebut.
Organisasi RENATA dan jurnalis Kamerun, Chi Yvonne Leina mendirikan organisasi Gender Danger pada 2012 untuk memberantas praktik menyetrika payudara. (*)
Artikel ini pernah tayang di Nakita.id dengan judul Daerah ini Punya Tradisi Mengerikan : Menyetrika Payudara! Ini Alasan di Baliknya