Find Us On Social Media :

Ditinggal Ainun untuk Selamanya, BJ Habibie sempat Depresi Hingga Diberikan Pilihan untuk Lakukan Perawatan di Rumah Sakit Jiwa

By Rissa Indrasty, Kamis, 4 April 2019 | 20:21 WIB

BJ Habibie dan Manoj Punjabi saat Grid.ID temui di kawasan MD Pictures, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2019).

Laporan Wartawan Grid.ID, Rissa Indrasty

Grid.ID - Buku Habibie & Ainun karya BJ Habibie menjadi salah satu kisah cinta yang menggetarkan hati.

Buku ini sendiri berlandaskan kisah nyata kehidupan presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie dan istrinya Hasri Ainun Besari atau yang akrab disapa Ainun.

Buku Habibie & Ainun sendiri ditulis oleh BJ Habibie sebagai ungkapan rasa cinta dan kasihnya kepada sang istri yang telah dikenalnya sejak kecil hingga sang istri wafat.

Baca Juga : Bella Luna Mangkir dari Panggilan Pemeriksaan Polisi, Eko Hendro Prayitno alias Nana: Bukan Urusan Saya Lagi!

"Anda tau buku Habibie dan Ainun saya tulis alasannya sakit, dan saya tidak tahu bahwa Ibu Ainun sakit cancer. Saya baru tau dua bulan sebelum dia meninggal. Saya kenal dia sejak umur 12 tahun, tiba-tiba dia tiada," ungkap BJ Habibie saat ditemui Grid.ID di kawasan MD Pictures, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2019).

Saat Ainun berpulang untuk selama-lamanya, BJ Habibie merasa sangat terpukul dan tangisnya pecah hingga dirinya merasa depresi.

"Sesuai dengan agama islam kita tahlilan. Seminggu setelah ainun meninggal saya tidak pakai sepatu dalam kesadaran saya menangis di Ainun," ungkap BJ Habibie.

Baca Juga : Semakin Geram Dengan Nikita Mirzani, Tessa Mariska: Mari Kita Perang!

Rasa depresi tersebut pun mempengaruhi kondisi kesehatannya hingga akhirnya B.J. Habibie diberikan pilihan oleh dokter untuk memulihkan kondisinya.

Salah satu pilihan tersebut bahkan BJ Habibie sampai harus melakukan perawatan pada kejiwaannya.

"Itu akan terjadi karena bapak dan ibu begitu dekat, kalo satu pergi dia akan berontak organ-organnya. Dikatakan ada 4 option, pertama, segera dimasukan ke Rumah Sakit Jiwa. Kedua, saya tunggal di rumah, tim dokter datang ke rumah. Ketiga, saya menyampaikan masalah. Keempat, catatan," cerita BJ Habibie.