Laporan Wartawan Grid.ID, Menda Clara Florencia
Grid.ID - Jefri Nichol menahan tangis setelah membacakan puisi karya Wiji Thukul yang berjudul Puisi untuk Adik di konser Yang Muda Menolak Lupa.
Meski tak pernah menjadi saksi sejarah peristiwa tragis di era 98, Jefri Nichol mengetahui informasi soal apa yang terjadi di era tersebut.
Mata Jefri langsung merah menahan air matanya.
Jefri Nichol tak bisa membayangkan betapa beratnya pelanggaran Hak Asasi Manusia pada tahun itu.
"Mohon koreksi kalau salah emang kejam gitu tentang penculikan-penculikan itu."
"Apa lagi yang (haru tahan tangis), maksudnya kenapa sampai seketat itu orang nggak bisa sampai ngeluarin suaranya," kata Jefri Nichol sambil menahan air matanya saat ditemui Grid.ID di Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (7/3/2019).
Maka dari itu, bagi Jefri Nichol bukan jadi alasan dirinya tak tahu sejarah.
Baca Juga : Menghentikan Imej Remaja, Jefri Nichol Berperan Jadi Anak Culun
Sisi positifnya, semua yang terjadi di masa lampau, Jefri jadikan pelajaran agar tidak terulang kembali.
"Pasti buat mengingat sejarah apa yang udah terjadi di jaman dulu dan supaya mereka punya kewaspadaan untuk melihat apakah apa yang terjadi jaman dulu bakalan terjadi lagi apa enggak, kayak gitu sih," pungkasnya.(*)