Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Baru-baru ini Presiden Amerika Serikat (AS) ngasih pengakuan sepihak kalau Jerusalem jadi ibu kota Israel.
Sikap sembrono Donald Trump justru seakan makin bikin gede kobaran api perseteruan Israel-Palestina yang nggak bakal pernah kelar.
Atas pengakuan yang juga bakal diikutin pemindahan Kantor Kedutaan Besar AS di Jerusalem, muncul beragam protes dari sejumlah masyarakat global.
Dikutip wartawan Grid.ID dari AFP, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang, bilang sikap Trump justru bakal ningkatin kekacauan di Timur Tengtah.
(Baca juga: Nggak Biasa, Begini Tanggapan Seorang Warga Palestina Soal Penetapan Yerusalem Jadi Ibu Kota Israel)
"Semua pihak harusnya hati-hati sama ucapan, pikiran, maupun aksinya demi tercapai perdamaian di Timur Tengah."
Suriah yang masih porak-poranda juga ikut berkomentar bahwa Trump ngelakuin hal brutal.
"AS udah ngelakuin penghinaan sama hukum internasional yang berlaku," ungkap kantor berita SANA yang ngutip pernyataan Kementerian Luar Negeri Suriah.
Paus Fransiskus juga ambil suara.
(Baca juga: Begini Respon Anak Pertama Titi Kamal dan Christian Sugiono Saat Sang Adik Lahir!)
Israel maupun AS harus ngehormatin Yerusalem.
Menurut Utusan PBB buat Timur Tengah, Nickolay Mladenov, status Yerusalem harusnya dinegosiasiin dulu antara Israel sama Palestina.
"Di masa depan, Isreal dan Palestina harus duduk bareng, dan ngebahas secara serius mengenai Yeursalem."
Nggak ketinggalan, Presiden Jokowi juga ngasih reaksi tegas terkait kasus ini.
(Baca juga: Tampil dengan Riasan Ini, Aura Kasih Dibanjiri Pujian, Netizen: “Cantiknya Udah dari Lahir”)
"Pengakuan sepihak tersebut telah melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang AS menjadi anggota tetapnya," ungkap Presiden Indonesia saat pernyataan pers di Istana Kepresidenan Bogor hari kamis (7/12/2017).
"Ini bisa mengguncang stabilitas keamanan dunia."
Jadi perbincangan di seluruh dunia, muncul 2 alasan krusial kenapa Yerusalem nggak bisa jadi ibu kota Israel.
Direktur Pusat Studi dan Pendidikan Ham (Pusdikham) Universitas Muhammadiyah Prof. HAMKA (Uhamka), Manager Nasution, ngasih alasan kenapa ibu kota di Tel Aviv nggak bisa dipindah ke Yerusalem.
(Baca juga: Ternyata Penting Banget loh Lakukan Inreyen Pada Motor Baru! Ini Alasannya)
Dikutip wartawan Grid.ID dari Tribunnews, "Ya, memang ada sejumlah alasan mengapa Yerusalem tidak bisa (jadi ibu kota)," ungkap Direktur Pusdikham Uhamka.
Pertama, Israel udah kehilangan kedaulatan atas kota Al-Quds (Yerusalem) yang diduduki.
Sebab, resolusi ini udah diputusin berdasar yang dikeluarin sama Komite Warisan Budaya Organsisasi Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
Kedua, bagi umat Islam keberadaan Yerusalem punya sejarah panjang dalam perjuangan ngelawan Israel.
(Baca juga: Ini Dia Cara Move On Gracia Indri dengan Melakukan Diet Sehat, Intip yuk!)
2 fakta ini, bagi Direktur Pusdikham Uhamka, udah cukup jadi alasan atas penolakan pemindahan dari Tel Aviv, ibu kota Israel saat ini, ke Yerusalem.
"Indonesia harus ngambil inisiatif yang lebih proaktif merespon isu ini dengan mendesak Dewan Keamanan PBB, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan Liga Arab untuk segera menggelar rapat membahas situasi politik terkini di Yerusalem."
Apa yang telah diperbuat AS, "Karena itu tidak strategis dan akan semakin memperburuk dan menyulitkan posisi Amerika di mata komunitas internasional."(*)