Grid.ID - Jelang hari Kartini 2019, rupanya masih banyak yang tak tahu bila terdapat 4 kota kecil di Belanda yang memiliki nama jalan Kartini.
Ya, nama jalan Kartini ini telah ada di Belanda ini sejak jaman kolonial dulu hingga kini jelang hari Kartini 2019.
Meski tak seterkenal jalan protokol lainnya, nama jalan Kartini di 4 kota Belanda ini keliahatannya wajib kamu ketahui jelang sambut hari Kartini 2019.
Diketahui, hari Kartini 2019 di Indonesia kini tinggal menghitung minggu.
Berbagai persiapan festival dan acara dalam menyambut hari Kartini 2019 telah banyak dilakukan.
Meski setiap orang memiliki cara berbeda-beda dalam menyambut hari Kartini 2019, tidak ada salahnya memahami sejarah perjuangan pahlawan Nasional ini.
Melansir dari Kompas.com, Kartini lahir pada 21 April 1879 silam di Jepara, Jawa Tengah.
RA Kartini adalah salah satu pahlawan nasional yang dikenal lewat usahanya memperjuangkan emansipasi wanita di tengah-tengah budaya patriarki yang kental.
Atas perjuangannya tersebut, RA Kartini pun mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden RI No 108, tanggal 2 Mei 1964.
Namun rupanya perjuangan RA Kartini tak hanya diingat oleh publik Tanah Air saja.
Tetapi juga pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu.
Dilansir Grid.ID dari Tribunnews, saking termahsyurnya kisah perjuangan Kartini dalam membela hak para wanita pribumi, namanya pun di abadikan oleh Pemerintah Belanda sebagai salah satu nama jalan utama.
Baca Juga : Hari Kartini 2019: Intip Inspirasi Kebaya Ala Para Ibu Negara, Mulai dari Iriana Widodo Hingga Ani Yudhoyono
Nama jalan tersebut aadalah Katinistraat atau Jalan RA Kartini dalam bahasa Indonesia.
Jalan-jalan utama yang menggunakan nama Kartini ini pun tak hanya satu, melainkan ada 4 kota yang menggunakan nama Kartini sebagai nama jalan utama.
Melansir Kompas.com, keempat kota tersebut adalah kota Utrecht, Venlo, Amsterdam dan Haarlem.
Pada kota Utrecht, nama jalan Kartini terletak di kawasan perumahan yang tenang dengan bentuk lintasan jalan adalah 'U'.
Jalan Kartini di kota ini memiliki lebar yang lebih besar ketimbang jalan-jalan lainnya yang juga menggunakan nama tokoh dunia seperti Chez Guevara, Steve Biko dan Agostinho Neto.
Tak seperti di kota Utrecht, jalan Kartini di kota Venlo memiliki lintasan bundar dan lebar jalan yang lebih kecil dari jalan utama lainnya.
Baca Juga : Rilis Video Maternity dengan Tema Kartini, Kahiyang Ayu Panen Pujian
Jalan Kartini di kota Venlo ini berdekatan dengan jalan Anne Frank dan Mathilde Wibaut.
Nah, siapa yang menyangka bahwa di ibukota Belanda pun terdapat jalan utama bernama jalan Kartini?
Ya, di kota Amsterdam, jalan Kartini terletak di kawasan Amstrerdam Zuidoost atau lebih dikenal dengan nama Bijlmer.
Baca Juga : Menikah di Hari Kartini, Suvenir Pernikahan Syahnaz Unik dan Manis!
Pada kota ini, jalan Kartini berdampingan dengan jalan-jalan utama lainnya yang juga menggunakan nama pahlawan nasional wanita dari belahan dunia lainnya.
Seperti Rosa Luxemburg, Nilda Pinto dan Isabella Richaards.
Paling menarik adalah nama jalan Kartini di kota Haarlem.
Baca Juga : Gempita Banjir Pujian Setelah Nyanyikan Lagu Ibu Kita Kartini, Tergemas!
Jalan Kartini di kota Haarlem terletak berdampingan dengan jalan Mohammed Hatta dan jalan Sutan Sjahrir.
Uniknya, beberapa penduduk di Belanda pun mengetahui sosok yang namanya digunakan sebagai nama jalan protokol di kota mereka.
Seperti salah satu pasangan Peters yang tinggal di Kartinistraat, kota Utrecht.
Baca Juga : Hari Kartini, Menurut Rianti Cartwright Ibunya Merupakan Kartini Masa Kini
Melansir artikel Kompas 24 April 2011, pasangan Peters ini mengetahui betul bahwa sosok yang namanya digunakan sebagai nama jalan rumah mereka adalah seorang pahlawan wanita dari Tanah Jawa.
Mereka tahu betul bahwa RA Kartini adalah pahlawan wanita yang memperjuangkan hak kesetaraan di antara kaum pria dan wanita di Indonesia.
Namun sayang, mereka tidak tahu bahwa setiap pada tanggal 21 April, penduduk Indonesia merayakan hari tersebut sebagai bentuk pengingat akan perjuangan Kartini pada masa itu.
"Dia adalah pejuang persamaan derajat pria dan wanita. Sayang sekali dia meninggal pada usia muda," tukas Peters. (*)