Baca Juga : Wanita ini Bagikan Transformasi Wajahnya Usai Operasi Plastik, Lihat Hasilnya 4 Bulan Kemudian
Lalu, ia meminta asistennya mencuci tangannya dengan antisepstik. Rogozov juga mencuci tangannya dan memakai sarung tangan.
Pada pukul 2 pagi, ia menyuntikkan perutnya dengan bius lokal. Setelah 15 menit, ia membuat sayatan selebar 10-12 cm dan operasi pun dimulai.
Menurut laporan di BMJ, Rogozov tampak tenang walau keringat di wajahnya bercucuran dan meminta asistennya untuk menghapus keringatnya.
Walau ia dibantu oleh cermin, tapi sebagian besar ia hanya mengandalkan perasaan. Setelah 40 menit, ia mulai merasa lemah dan mengalami vertigo.
Operasi pun ditunda sebentar sebelum kemudian dilanjutkan lagi.
Akhirnya ia berhasil menemukan bagian usus buntu yang bengkak dan memotongnya. Dengan hati-hati ia lalu menjahit kembali perutnya.
Ia juga mengajari asistennya bagaimana membersihkan alat-alat operasi. Setelah semua selesai ia lalu minum obat tidur untuk beristirahat.
Setelah empat hari minum antibiotik Rogozov akhirnya pulih dan di hari kelima suhu tubuhnya kembali normal.
Setelah seminggu, ia mengangkat benang jahitannya. Lalu dua minggu kemudian ia sudah bisa beraktivitas dengan normal.
Lebih dari setahun setelah sampai di Antartika, tim ini kembali ke kota Leningrad.
Rogozov lalu kembali bekerja di kliniknya dan sampai akhir hayatnya ia bekerja di Departemen Bedah di First Leningrad Medical Institute.
Ia juga tak membanggakan apa yang sudah ia lakukan di Antartika. Ketika ia ditanyakan menganai peristiwa itu ia hanya menjawab," Itu operasi biasa yang sama seperti yang lain." (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari online dengan judul, “Leonid Rogozov, Dokter yang Nekat Operasi Dirinya Sendiri karena Tak Ada Lagi yang Bisa Membantunya “