Apalagi dgn kasus ini, sampai ke fisiknya, yang berkaitan dgn masa depannya (kemaluannya).
Tentu akan memberikan dampak yg serius, bagi psikologisnya.
Perlu penanganan yg tepat dan segera secara psikologis," terang Poppy Amalya.
Baca Juga : Heboh Kasus #JusticeForAudrey, Sebagai Ibu dari Anak Remaja, Mona Ratuliu Ikut Bersedih
Tak hanya fokus kepada korban kasus #JusticeForAudrey, Poppy juga mengungkap adanya pola asuh yang salah pada orang tua para pelaku,
"Utk pelaku, biasanya anak yang menjadi pelaku bullying adalah anak yg di besarkan dengan pola asuh otoriter atau sewenang-wenang menunjukkan kecenderungan anak menjadi pelaku bullying.
Selain pola asuh permisif (pembiaran)-memanjakan, juga turut menghasilkan kecenderungan remaja menjadi pelaku bullying.
Pola asuh semacam ini memberikan kebebasan pada anak untuk melakukan tindakan agresi pada orang lain.
Orang tua tanpa disadari membenarkan perilaku agresif dengan tidak menghukum anak mereka ketika melakukan tindakan agresif pada orang lain," lanjut Poppy Amalya.
Psikolog itu pun mengungkapkan pendapatnya bahwa tak hanya diselesaikan lewat hukum, para pelaku dan orang tuanya juga harus melakukan terapi psikologis.
Baca Juga : Tolak Mediasi Kasus #JusticeForAudrey, Keluarga Korban: Tidak Ada Kata Damai!
"Oleh sebab itu selain di selesaikan secara hukum, org tua pelaku semua perlu di berikan penanganan serius secara psikologis," imbuhnya.
Akan tetapi, Poppy Amalya mengaku akan lebih fokus kepada korban kasus @JusticeForAudrey dan bersedia menjadi psikolognya.
"Namun yg terpenting fokus kepada korban saat ini. “Saya bersedia menjadi Psikolognya audrey”(geser penjelasan lanjutan) @pmmanagement @nandapersada @lambe_turah @kpai_official @kemenpppa @kemensosri @jokowi #justiceforaudrey," pungkasnya. (*)