Dalam konferensi pers ini, ketujuh siswi terduga pelaku pengeroyokan di dampingi oleh Ketua Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah Kalbar, Eka Nur hayati Ishak.
Dilansir Grid.ID dari video wawancara langsung di akun Facebook Tribun Pontianak, terduga pelaku menuntut publik dan media untuk meminta maaf kepadanya.
Hal ini ia ungkapkan lantaran semenjak kasus ini viral di media sosial dan menjadi sorotan masyarakat, namanya ikut terseret dan tercemar.
Padahal menurut pengakuannya, ia sama sekali tidak ada hubungannya dengan kasus pengeroyokan ini.
Terduga pelaku bahkan mengaku tidak berada di lokasi saat pengeroyokan terjadi.
"Saya minta maaf atas berita kejadian ini, terutama saya prihatin dengan keadaan korban dan masalah yang ada.
Tetapi disini perlu diketahui, bahwa saya juga menjadi korban. Saya bukan pelaku tetapi saya dituduh pelaku oleh semua media dan publik.
Padahal saya tidak berada di lokasi kejadian dan saya juga bingung mengapa publik dan media menyebut saya sebagai pelaku dan provokator," aku salah satu terduga pelaku dengan suara gemetar menahan tangis.
"Dan kalau dibilang sebagai korban, saya juga jadi korban oleh media. Saya dapat ancaman mau dibunuh. Ancaman itu tidak berhenti-henti sampai sekarang.