Namun ketika sudah memasuki perairan Irian Jaya, kami hanya muncul ke permukaan pada jam-jam tertentu untuk saling berkomunikasi dengan kapal induknya, yang berpangkalan di Pulau Morotai.
Selain sekaligus untuk mengganti udara bersih, juga mendengarkan berita dari RRI Jakarta dan Radio Australia.
Yang kami dengar dari siaran radio tersebut waktu itu, Jakarta sedang sibuk dengan penyelenggaraan Asian Games dan diplomasi Indonesia mengenai Irian Barat.
Baca Juga : Waspada Jika Rasakan 3 Hal Berikut ini, Segera Periksakan Ginjalmu!
Misi yang kami emban pada waktu,itu ialah menyusup dan memberi pelayanan kepada masyarakat setempat.
Oleh karena itu dalam tim kami antara lain terdapat seorang dokter, dua orang mantri kesehatan, dua orang sarjana sosial-politik, dan seorang perwira Zeni.
Dengan kapal selarn, tiap orang hanya boleh membawa dua setel pakaian seragam dan dua setel pakaian dalam. Selain itu juga ponco, kelambu kepala, handuk dan lain lain dalam satu ransel punggung.
Tapi ransel saya dan juga kedua mantri tadi, kami penuhi dengan minor surgery set (peralatan bedah) dan obat-obatan. Sebaliknya, anggota RPKAD lainnya memenuhi ranselnya dengan amunisi.
Baca Juga : Berjenggot dan Miliki Suara Laki-Laki, Pria ini Ceraikan Istrinya yang Baru Dinikahi 7 Hari
Ditawan musuh
Setelah beberapa hari "disekap" dalam kapal selam, kami tiba di titik sasaran. Dari kapal selam kami diterjunkan ke perahu karet 2 mil laut dari pantai. Tiap perahu karet berisi lima orang anggota pasukan.
Kami diberi petunjuk, harus mendarat sekian derajat dari titik awal. Maka berdayunglah kami -ke arah sasaran di darat.