Laporan Wartawan Grid.ID, Andika Thaselia Prahastiwi
Grid.ID - Dua cara mengolah makanan ini adalah favorit banyak orang.
Bagi masyarakat Indonesia, olahan cah dan oseng-oseng selalu tidak pernah membuat bosen karena bisa diolah dengan beraneka ragam bahan.
Perpaduan rasa gurih, asin, manis dan kadang pedas membuat dua masakan ini bisa diterima oleh setiap lidah masyarakat.
Orang seringkali menyamakan tumisan, oseng-oseng, dan cah tanpa mencari tahu apa perbedaan di antaranya.
Persamaannya, jelas ketiganya merupakan masakan yang dimatangkan dengan sedikit minyak.
Inilah perbedaan antara cah dengan oseng-oseng.
1. Asal-usul
Oseng-oseng adalah masakan tradisional Indonesia yang secara umum menggunakan bahan-bahan yang akrab dipakai.
Sedangkan cah adalah tumisan bergaya oriental.
Biasanya, orang mengidentikkan cah sebagai chinese food.
2. Bumbu
Bumbu yang digunakan dalam oseng-oseng seperti lengkuas, serai, daun salam, terasi, dan bawang adalah bumbu umum yang digunakan masyarakat Indonesia.
Oseng-oseng juga bisa ditambahkan kecap manis atau gula jawa untuk memberikan sedikit sentuhan warna coklat serta rasa manis.
Untuk cah, bumbu yang dominan adalah bawang putih, bawang bombay, dan jahe.
Cah juga bisa diolah dengan saus tiram.
3. Minyak yang dipakai
Memasak oseng-oseng menggunakan minyak goreng biasa.
Sedangkan cah, selain menggunakan minyak goreng, biasanya ditambahkan dengan minyak wijen atau kadang juga minyak ikan untuk menambah rasa gurih pada masakan.
(Bersantap Malam di Atas Bukit Setinggi 400 Meter, Ternyata Begini Cara Mencapainya)
4. Rasa
Oseng-oseng biasanya memiliki rasa pedas, manis, dan gurih.
Untuk masyarakat Indonesia, semakin pedas oseng-oseng maka akan semakin menggiurkan lidah rasanya.
Bahkan ada olahan kuliner bernama oseng-oseng mercon yang menawarkan sensasi pedas luar biasa.
Cah biasanya didominasi rasa gurih dan asin.
Walaupun sekarang banyak juga yang menambahkan irisan cabe ke dalam masakan cah, hal itu bukanlah cara dan bentuk yang asli dari sebuah cah.
(*)