Film yang mengisahkan tentang usaha Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita ini diputar pada 21 Maret 2018 lalu.
Baca Juga : Hari Kartini 2019: Perayaan Unik Sambut Hari Kartini di Indonesia, Ada Apa Saja?
Kabar membanggakan ini pun pertama kali diungkapkan oleh sang sutradara, Hanung Bramantyo melalui akun media sosial pribadinya.
Melansir Tribunnews.com, pemutaran film Kartini di PBB ini rupanya bukan tanpa sebab.
Dianggap memberikan nilai-nilai luhur dalam sejarah perjuangan emansipasi dan pemberdayaan wanita di Indonesia, film ini pun mendapatkan kesempatan diputar dalam konferesi besar PBB.
Tak hanya itu, melalui postingannya tersebut, Hanung juga menyebut bila film ini dipilih lantaran temanya sangat cocok dengan visi misi konferensi yang digelar.
"Dalam rangka partisipasi Indonesia dalam pertemuan Commission on the Status of Women (CSW) ke-62 dari tanggal 13--23 Maret 2018, Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) bermaksud untuk menyelenggarakan pemutaran film 'Kartini' pada tanggal 21 Maret 2018 di Markas Besar PBB, New York.
"Pemutaran film 'Kartini' yang menggambarkan sejarah perjuangan emansipasi dan pemberdayaan perempuan Indonesia sejalan dengan tema pertemuan CSW ke-62, yaitu 'Challenges and opportunities in achieving gender equality and the empowerment of rural women and girl." bunyi surat undangan dari PBB yang diunggah Hanung Bramantyo melalui akun media sosialnya.
Film Kartini ini juga diputar dalam rangka partisipasi Indonesia dalam pertemuan Commission on the Status of Women (CSW) ke-62 atas rekomendasi Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI).