Baca Juga : Pamer Foto Romantis Dewi Sandra Tampil Anggun dalam Balutan Busana Hijab Santun, Cantik Banget!
Kejadian tersebut berlangsung selama dua hingga tiga puluh detik.
Eksperimen lainnya dilakukan pada tahun 1950 yang dilakukan oleh pemerintah Prancis dengan bantuan dokter Piedelievre dan Fournier.
Baca Juga : Tajir Melintir, Pria Thailand ini Gunakan Puluhan Sepeda Motor untuk Pagari Rumahnya
Hasil penelitian tersebut menyimpulkan, eksekusi menggunakan alat bernama guillotine tidak efektif karena korbannya tidak langsung mati.
Orang terakhir yang dieksekusi menggunakan guillotine di Prancis adalah pembunuh kelahiran Tunisia, Hamida Djandoubi pada tahun 1977.
Baca Juga : Foto Jadul Reino Barack Kasih Kue Ultah Tersebar, Tas yang Dibawa Luna Maya Sukses Curi Perhatian
Baca Juga : Liburan di Amerika Bareng Kakak Faisal Nasimuddin, Luna Maya Pakai Blus Harga Belasan Juta Rupiah
Baca Juga : Fantastis! Segini Harga Sepatu Mewah Selvi Ananda Menantu Presiden Jokowi saat Nyoblos di TPS Pemilu 2019
Djandoubi menjadi orang terakhir di Eropa Barat yang dieksekusi, sementara Prancis secara resmi menghapuskan hukuman mati pada tahun 1981.
Otoritas Prancis sebenarnya telah melarang eksekusi publik setelah pemenggalan Eugene Weidmann pada tahun 1939.
Baca Juga : Bintang Film Panas Thailand Nikahi Pengusaha Kaya Berusia 73 Tahun Namun Berakhir Penyesalan, Ini Alasannya!
Baca Juga : Kompilasi Gaya 10 Artis Indonesia Saat Datang ke TPS Untuk Nyoblos Pemilu 2019
Namun, ada satu kepala yang diawetkan dalam botol kaca di Fakultas Kedokteran Universitas Lisbon.
Kepala tersebut milik Diogo Alves, pembunuh berantai pertama Portugal dan salah satu orang terakhir yang dieksekusi di negara itu pada tahun 1841. (*)
Artikel ini pernah tayang di Intisari Online dengan judul Meski Kepala Terpenggal, Pelaku Kejahatan Tereksekusi Mati Tak Langsung Mati dan Masih Sadar